Banyak Beredar Berita Hoax, AJI Kediri Gelar Pelatihan Prebunking
Reporter
Bambang Setioko
Editor
Nurlayla Ratri
25 - Feb - 2024, 09:47
JATIMTIMES - Hoaks masih menjadi ancaman terbesar di era digital saat ini. Distribusi informasi yang tidak benar itu dengan cepat menyebar lewat platform sosial media, grup WhatsApp keluarga, dan situs-situs online.
Sepanjang 2021, Kominfo menyebutkan, telah memblokir sebanyak 565.449 situs yang menyebarkan hoaks.
Baca Juga : Review Jenis-jenis Sepatu Dr. Martens
Salah satu upaya untuk membendung penyebaran hoaks adalah dengan melakukan debunking. Yakni
membongkar informasi tidak benar oleh berbagai kalangan yang bekerja di bidang pengecekan fakta.
Namun selain debunking diperlukan juga prebunking. Yaitu membongkar informasi tidak benar sebelum informasi itu keluar dan menyebar lebih luas.
Pre-bunking merupakan salah satu taktik yang dapat dipakai sebagai upaya tindakan preventif memerangi menyebarnya informasi tidak benar. Untuk itu, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri bekerjasama dengan Google News Initiative (GNI) menggelar Training Prebunking.
Pelatihan yang digelar dua hari pada 24-25 Februari 2024 tersebut dilaksanakan di Hotel Lotus, Kota Kediri. Ada 25 jurnalis dari Kediri Raya, Tulungagung, Blitar, Trenggalek, dan Jombang yang ikut pelatihan tersebut.
Mereka dibekali teori prebunking, misinformasi dari masa ke masa. Serta memetakan mis/disinformasi bertema politik untuk mengetahui anatomi manipulasi informasi dan cara membuat konten prebunking.
Ketua AJI Kediri, Danu Sukendro mengatakan, kegiatan workshop cek fakta AJI bersama Google News Inisiative bukan yang pertama kali. Kegiatan serupa sudah dilaksanakan tiga kali di Kediri. Mulai 2018, 2022 dan 2024.
“Informasi simpang siur masih banyak berseliweran. Jumlahnya semakin meningkat pada saat pilpres dan pemilu. Menyebabkan publik tidak tahu mana informasi yang akurat dan yang disinformasi,” ujar Danu.
Danu menjelaskan, maraknya produksi hoaks tidak lepas dari revolusi digital. Di Indonesia, pengguna internet mengalami lonjakan yang sangat tinggi.
Data Hoisuite We Are Social pada 2023 menyebutkan, jumlah pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 212 juta. Atau 77 persen dari 276 juta penduduk Indonesia.
Sementara, pengguna media sosial mencapai 167 juta atau 67 persen dari penduduk Indonesia. “Di pelatihan ini, kami mengharapkan peran dari awak media di Kediri, Tulungagung, Jombang, Trenggalek, dan Blitar aktif untuk mencegah menyebarnya informasi palsu,” ucap Danu.
Program ini bertujuan untuk membantu jurnalis menghasilkan jurnalisme berkualitas tinggi...