PSG Mendampingi DWP UB Menjadi "Ibu" bagi Mahasiswa untuk Mendukung Kampus Bebas Kekerasan Seksual secara Berkelanjutan

JATIMTIMES - Isu pembebasan kekeran seksual di kampus telah menjadi isu hangat yang terus digalakkan serta mendapat banyak perhatian masyarakat sebagai bentuk respons dari Peraturan Menteri Dikbud Ristek 30 tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi.

Pusat Studi Gender (PSG) Universitas Brawijaya juga tidak luput dari Upaya untuk campur tangan dalam mewujudkan impian dunia pendidikan agar lepas dari kekerasan seksual. Pada rentang waktu dua bulan kebelakang, sejak September 2023 hingga Oktober 2023, PSG UB bekerja sama dengan Dharma Wanita Pusat (DWP) secara aktif bergerilya menyosialisasikan program kampus bebas kekerasan seksual di seluruh fakultas yang ada di Universitas Brawijaya. Langkah tersebut dimaksudkan untuk mencapai SDGs tujuan kelima pada indikator “menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis eksploitasi lainnya”.

Baca Juga : Kembali Anugerahkan Paritrana Award, Wapres Ma'ruf Amin Ingin Seluruh Pihak Dorong Universal Coverage Jamsostek

Harapan PSG dalam mendampingi DWP UB adalah agar DWP dapat menjadi “ibu” bagi mahasiswa dalam mencegah dan mendampingi kasus kekerasan seksual di kampus. PSG  dan DWP berkolaborasi melakukan upaya preventif terhadap tiga dosa besar di dunia pendidikan, yakni perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi. 

            Pendampingan yang dilakukan oleh Dr. Lilik Wahyuni, selaku ketua PSG melalui ToT terhadap pengurus DWP seluruh Fakultas di UB.  Adapun pihak DWP UB yang diketuai oleh Ibu Rani Ulfa Widodo, berusaha menggerakkan semua anggota DWP agar ikut berpartisipasi aktif dalam mendampingi mahasiswa agar bisa menempuh pendidikan secara aman sebagaimana tertera dalam SDGs tujuan 4 pada indikator “Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua perempuan dan laki-laki, terhadap pendidikan teknik, kejuruan dan pendidikan tinggi, termasuk universitas, yang terjangkau dan berkualitas”