Suka Mengerjakan Tugas Mepet Deadline? Begini Cara Mengatasinya
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
25 - Aug - 2023, 07:21
JATIMTIMES - Seringkali seseorang tahu apa yang terbaik buat dirinya, tapi tidak dilakukan. Misalnya, mau eksekusi project, tapi "Nanti dulu lah, kalo bener-bener siap". Atau "Gue gak yakin sih bisa mencapai target ini, mending skip aja lah". Atau dalam kondisi ngerjain tugas, namun sukanya dikerjakan mepet-mepet deadline.
Vicario Reinaldo, profesional di bidang konsultan manajemen dan sumber daya manusia menjelaskan jika tanda-tanda di atas dinamakan Self-sabotage atau Sabotase Diri. Mengutip Psikolog Klinis, Dr Julie Smith, "Self sabotage is knowing what's best for you and not doing it", yang artinya sabotase diri adalah mengetahui apa yang terbaik bagimu dan kamu tidak melakukannya. Lantas berikut ini tanda-tanda kamu lagi mengalami self-sabotage:
1. Selalu nunda-nunda
2. Gak mengambil peluang baru
3. Selalu bikin janji pada diri sendiri, tapi gak ditepati
4. Pilih nyaman dibandingkan membuat progress
5. Merasa "I don't deserve this"
Ada beberapa alasan manusia mengalami sabotase diri adalah sebagai berikut:
- Trauma masa lalu
- Rendah diri
- Takut sukses/gagal
- Masalah relationship
- Negative self-talk
Lantas bagaimana cara mengatasinya? Menurut Vicario, Self-sabotage seringkali muncul dalam bentuk suara-suara negatif di kepala. Seperti "I don't deserve this", "Gue bego banget sih", "Susah banget, nyerah aja lah".
Berikut ini 5 tips dari buku Chatter untuk mengatasi Self Sabotage, dikutip dari utas X yang dibagikan akun Vicario:
1. Beri jarak
Baca Juga : Klarifikasi Noda Kuning pada Rangka eSAF Bukan Karat, Akun Honda Tuai Kritikan
Teknik ini dinamakan Fly-on-the-wall. Menurut hasil studi Ohio University, teknik ini secara signifikan bisa mengurangi level marah dan meningkatkan performa kerja 30%. Jadi bisa dipakai untuk menghadapi situasi-situasi yang mungkin sulit atau sedang dalam masa menyabotase diri sendiri.
Idenya adalah memposisikan diri sebagai pengamat objektif untuk melihat perspektif yang berbeda. Bayangin situasi itu terjadi pada orang lain, dan kamu ibarat lalat di tembok. Ini bikin kita punya clarity tentang masalah, tidak gampang negatif dan mengurangi stres.
2. Bayangin jadi orang lain
Coba 'keluar dari masalah' dan pakai sudut pandang orang ketiga. "Kenapa sih gue merasa gak layak dapetin ini?". Ganti jadi "Kenapa ya (nama lo) merasa ga layak dapetin ini?"...