Jamasan Pusaka Kiai Upas, Bupati Ungkap Sejarah dan Harap Jadi Ikon Tulungagung
Reporter
Anang Basso
Editor
Yunan Helmy
29 - Jul - 2023, 04:01
JATIMTIMES - Ritual tahunan, jamasan tombak pusaka Kiai Upas adalah tradisi yang digelar setiap bulan Suro dalam sistem penanggalan Jawa di Pendapa Kepatihan, Kabupaten Tulungagung. Pada tahun ini, kegiatan jamasan digelar pada Jumat (28/07/2023).
Dalam acara ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, upacara adat diawali dengan kirab air suci dari berbagai mata air.
Baca Juga : Pengamat: Drama Politik Dimulai Pihak yang Ingin Pisahkan Wabup dan Bupati Tulungagung
Air suci ini diserahkan ke orang nomor satu di Kota Marmer, yaitu Bupati Tulungagung Maryoto Birowo.
Air suci inilah yang digunakan untuk ritual jamasan pada tombak yang legendaris, yakni Kiai Upas.
Pemilihan hari juga selalu mengambil hari pasaran Kliwon di bulan Suro dan tahun ini bertepatan dengan hari Jumat.
Pusaka yang disimpan di tempat khusus dan dikenal dengan nama Kanjengan ini setahun sekali dibawa keluar oleh bupati dan wakilnya untuk keluar menuju tempat jamasan.
Dalam istilah Jawa, jamasan bermakna pembersihan atau perawatan khusus agar pusaka awet karena dibersihkan agar tidak berkarat.
Selain dijamas, pusaka Kiai Upas ini diberikan semacam prosesi selamatan berupa kenduri adat dengan disaksikan seluruh tokoh dari bebagai kalangan masyarakat.
Kiai Upas ini diungkapkan oleh Maryoto Birowo merupakan warisan Kiai Ngrowo yang turun-temurun disimpan dan dirawat oleh ahli waris. Namun, saat ini pusaka ini telah resmi diserahkan dan menjadi aset Pemerintah Kabupaten Tulungagung.
Baca Juga : Bupati Sidoarjo Gelontor Dana Rp 2,25 M, Tingkatkan Pelayanan Kesehatan
“Merupakan pusaka dari Tumenggung Pringgo Kusumo. Beliau setelah meninggal dan pusaka ini diturunkan kepada keturunannya yang kemudian diserahkan kepada Pemkab Tulungagung,” ucapnya.
Tombak Kanjeng Kiai Upas, menurut Maryoto, memiliki nilai luhur dan sejarah yang menjadi saksi berdirinya Kabupaten Tulungagung dari sebelumnya bernama Kadipaten Ngrowo...