Kalah Perang dengan VOC, Pangeran Mangkubumi Balas Dendam Tewaskan Musuh-Musuhnya dengan ‘Kiriman’ Penyakit Cacar
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Nurlayla Ratri
02 - Jul - 2023, 12:34
JATIMTIMES- Raja pertama Keraton Yogyakarta Sultan Hemengkubuwono I terkenal sebagai pemimpin yang memiliki banyak kelebihan. Selain ahli perang, pendiri Negara Yogyakarta ini juga seorang yang saleh dan menguasai ilmu kesusastraan Jawa.
Posturnya yang gagah, tegap, tampan, dan lawan abadi kompeni, Hamengkubuwono I benar-benar raja yang kemiripannya mendekati Sultan Agung, raja terbesar Dinasti Mataram Islam.
Baca Juga : MTsN 1 Kota Malang Gelar Bakti Kelulusan dan Baksos Idul Adha di MI Nurul Huda 2
Sultan Hamengkubuwono I bernama muda Pangeran Mangkubumi. Dia adalah putra Sunan Amangkurat IV dengan isteri selir Mas Ayu Tedjawati. Mangkubumi menghabiskan masa mudanya di Keraton Kartasura yang pada masa itu menjadi pusat surganya kebudayaan. Tak heran jika kemudian Mangkubumi memiliki minat tinggi di bidang sastra, kesenian, budaya dan agama.
Mangkubumi juga adalah bangsawan yang menyukai mistis ghaib. Kesaktian Mangkubumi ini juga melegenda di kiprahnya saat memimpin Perang Suksesi Jawa III. Dengan kekuatan supranaturalnya yang hebat, pangeran yang kemudian menjadi sultan pertama Yogyakarta ini melibas musuh-musuhnya dengan kekuatan ghaib.
Dilansir dari buku Samber Nyawa karya M.C Ricklefs, pasukan pemberontak dibawah komando Mangkubumi tidak selalu meraih kemenangan dalam Perang Giyanti, sebutan lain Perang Suksesi Jawa III. Di pertengahan tahun 1750, perang yang tak kunjung usai telah menyebabkan Jawa tidak hanya hancur oleh perang, tapi juga penyakit cacar.
Laporan dari Belanda melalui Van Hohendorff menyebutkan, desa di dataran tinggi Jawa dan Surakarta hampir seluruhnya ditinggalkan dan tidak bisa dihuni.Penyakit cacar ini telah mengakibatkan lebih dari 300 orang meninggal dunia. Penyakit cacar ini tak hanya menjangkiti orang eropa, tapi juga orang Jawa. Salah satu orang Jawa yang terjangkit penyakit ini adalah Pangeran Mangkuningrat, adik Pangeran Sambernyawa.
Lemah dan tak berdaya akibat penyakit cacar, Mangkuningrat kemudian dirawat di Kabanaran, markas dari barisan pemberontak yang dipimpin Mangkubumi. Mengetahui parahnya kondisi saudaranya, Sambernyawa kemudian bergegas datang ke Kabanaran.
Setiba di Kabanaran, Sambernyawa melihat dengan mata kepalanya sendiri, Mangkuningrat diobati hanya dengan sirih dikombinasi pinang, gambir dan kapur. Mangkubumi menemui Sambernyawa dan berkata tidak usah mengkhawatirkan kondisi adiknya. Mangkubumi kemudian memerintahkan Sambernyawa kembali ke medan tempur...