"Islam, Nahdlatul Ulama, and Religious Deradicalization", Tema Strategis Seminar Internasional Unisma
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
21 - Mar - 2023, 01:57
JATIMTIMES - Universitas Islam Malang (Unisma) menyelenggarakan One Day International Seminar on "Islam, Nahdlatul Ulama, and Religious Deradicalization", (20/3/2023). Akademisi dari beberapa negara maupun dari Unisma menjadi narasumber dalam seminar internasional itu.
Wakil Rektor 1 Unisma, Prof Junaidi Mistar, PhD menjelaskan, bahwa seminar internasional ini dalam konteks peringatan Dies Natalis Unisma yang ke 42, sekaligus dalam rangkaian peringatan satu abad NU.
"Melalui seminar ini, kita ingin mendapatkan informasi terkait dengan pemahaman yang benar tentang Islam, tentang NU dan kegiatan-kegiatan deradikalisasi," jelasnya.
Baca Juga : Resmikan Pasar Ketidur, Menteri Perdagangan Beri Dua Jempol ke Ning Ita
Terdapat beberapa pemateri internasional, seperti halnya Prof Greg Barton dari Australia yang juga menulis biografi Gus Dur, Prof Ron Lukens Bull dari Amerika, yang kebetulan banyak meneliti Islam di Indonesia dalam lingkungan pondok pesantren. Kemudian, ada juga Prof Mas'ud Said dan juga Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid yang juga menjadi pembicara.
Kemudian ada juga Nadirsyah Hosen putra dari Ulama NU dari Sumatera yang sekarang menjadi dosen di Monash University Australia dan saat ini gencar di PBNU. Dari para pembicara tersebut diharapkan berbicara tentang NU terutama peran-peran dalam rangka menangkal radikalisme.
Dengan begitu, sesuai tema diharapkan mampu memberikan pemahaman yang benar tentang NU yang baik, utamanya untuk menghilangkan pandangan-pandangan barat terkait Islam yang kerap dinilai sarat kekerasan.
"Orang barat seringkali melihat Islam itu seperti yang ada di Timur Tengah dengan penuh kekerasan," jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskan, menjadi konsen dalam seminar ini adalah menekankan bahwa Islam terutama versi Nahdlatul Ulama adalah Islam yang memiliki toleransi, bersahaja dan bersahabat serta tidak memihak dan selalu moderat.
Karena itu, pihaknya berharap apa yang dipaparkan memunculkan pemahaman baru agar menarik masyarakat dunia tertarik dengan Islam. Sehingga, hal itu dapat mengubah pandangan masyarakat barat untuk lebih dapat menerima Islam dan bahkan tertarik untuk belajar tentang Islam.