Temukan Suspect TBC Hingga 101 Persen, Dinkes Tulungagung Pastikan Jaminan Pengobatan Gratis
Reporter
Anang Basso
Editor
A Yahya
22 - Feb - 2023, 01:34
JATIMTIMES - Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberkulosis yang menyebabkan penyakit TBC, sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan. Di Kabupaten Tulungagung, pada tahun 2022 temuan suspect mencapai 101 persen dari target yang ditentukan SPM (Stadart Pelayanan Minimal)
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Kasil Rohmat melalui Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Didik Eka mengatakan banyaknya temuan ini justru menjadi hal positif paska pandemi Covid-19.
Baca Juga : Prioritas 2023 PUPR Tulungagung: Genjot Pembangunan Infrastruktur Jalan Pinggiran
Pasalnya, saat pandemi Covid-19 skirining atau tracing bagi orang yang di curigai sebagai penderita TBC di Kabupaten Tulungagung sempat terkendala.
"Ini malah menjadi hal yang positif, artinya semakin banyak temuan maka menandakan kader TB benar-benar aktif untuk melakukan pantauan dan mendapat temuan di lapangan," kata Didik Eka, Senin (20/2/2023) kemarin.
Lanjutnya, salah satu tugas dari kader TB ini melalukan tracing bagi orang yang punya kontak dengan penderita positif TBC.
"Seperti Covid-19, 20 orang yang kontak langsung pada seorang penderita positif TBC akan di tracing dengan diambil dahaknya dan diperiksa bagian lain untuk memastikan bakteri ini telah menular apa tidak," ujarnya.
Pada tahun 2022, Dinas kesehatan Kabupaten Tulungagung menurut Didik telah mendapatkan pasien TBC sebanyak 1416 atau 52 persen dari target yang di tentukan yakni 2720.
Temuan 52 persen ini, lanjut Didik, telah ditangani dengan wajib minum obat rutin selama enam bulan.
"Kita mengobati 1416 orang, atau persentase nya 52 persen," imbuhnya.
Didik kembali menegaskan, temuan yang besar ini justru akan dapat mengontrol lebih baik sebaran penyakit TBC di Kabupaten Tulungagung.
"Bayangkan, kalau kontak erat dengan pasien TBC yang positif telah tertular tidak segera ditemukan, maka akan semakin menularkan pada orang lain," ungkapnya.
Pasalnya, penyakit yang menyerang paru-paru ini gejalanya juga banyak terjadi pada penyakit lain. Ironisnya, masyarakat masih menganggap penyakit TBC sebagai hal yang memalukan dan pasien tidak mau di katakan terserang penyakit ini.
"Misalnya, kalau dia datang ke dokter dikatakan TBC lalu datang lagi ke dokter lain dan disebut terkena sakit radang paru, maka ia akan lebih senang ke dokter terakhir yang tidak memvonisnya kena TBC...