Sejarah Nama Unik Dua Dusun 'Bokong Duwur' dan 'Bokongng Isor' di Sidoarjo
Reporter
Nur Hidayah
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
19 - Jan - 2023, 01:41
JATIMTIMES - Nama dusun atau perdukuhan di sebuah desa, dapat menjadi identitas yang di dalamnya mengandung unsur cerita sejarah yang tak dapat dipisahkan. Tak terkecuali nama dua dusun unik ini.
Terletak di sebelah ujung barat daya Sidoarjo, nama Dusun "Bokong Duwur" dan "Bokong Ngisor" adalah dua nama dusun yang nyeleneh tapi unik.
Baca Juga : Kini ERRO Part Shop Hadir di 10 Kota
Masuk dalam denah administrasi Desa Klantingsari, Kecamatan Tarik, nama dua dusun tersebut sering menjadi bahan gelak tawa orang awam yang datang atau baru mengetahuinya.
Bagaimana tidak, kata "Bokong" sendiri menurut KBBI adalah "Pantat". Sedangkan kata "Duwur - Ngisor" adalah bahasa Jawa yang artinya "Tinggi - Rendah".
Kepala Dusun Bokong Duwur Abdul Rohman, saat ditemui Jatimtimes menerangkan bahwa banyak cerita yang berkembang di masyarakat soal awal mula penamaan nama dusun mereka.
Namun, masyarakat setempat percaya bahwa nama dua dusun itu dipengaruhi oleh nama sungai yang melintas di antara dua dusun tersebut. Nama sungai itu dikenal dengan nama "Sungai Bokong".
"Karena mayoritas penduduk adalah petani, dulu kala untuk mencapai sawah, mbah-mbah kita dulu harus menyeberangi Sungai Bokong ini. Para petani terpaksa menaikkan kain jarik dan sarung yang dikenakannya sampai ke pantat (bokong). Semakin menyebrang sungai semakin dalam, hingga naik ke atas pantat (bokong)," ungkap Rohman, Rabu (18/01/2023).
Berkat sering melewati daerah itulah, akhirnya penamaan Dusun Bokong Duwur karena kain jarik dan sarung sering di atas pantat dan Dusun Bokong Ngisor karena kain diangkat tidak sampai ke pantat. Dari situlah cerita masyarakat berkembang,
Baca Juga : Pandemi Usai, Perajin Dupa di Malang Kebanjiran Pesanan Jelang Imlek
"Ada juga yang bilang, kalau yang lewat itu bukan petani, tetapi para bidadari yang sengaja lewat sungai untuk menuju Dusun Telaga yang tidak jauh dari sini," imbuhnya.
Lebih jauh, pria berumur 45 tahun tersebut memaparkan bahwa meski nama dua dusun di desanya ini unik. Namun, belum ada sumber literasi yang jelas tentang awal mula penamaan dusunnya itu.
"Saya berharap kedepan ya memang ingin ada sumber literasinya, agar anak-anak generasi setelah kami itu tau," pungkasnya.