Irjen Nico Dimutasi sebagai Staf Ahli Kapolri Bidang Sosial Budaya usai Tragedi Kanjuruhan, Netizen: Kok Enak Cuma Pindah Jabatan
Reporter
Mutmainah J
Editor
Yunan Helmy
12 - Oct - 2022, 03:29
JATIMTIMES - Irjan Nico Afinta dimutasi sebagai staf ahli kapolri bidang sosial budaya oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Menurut Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo, mutasi jabatan Irjen Nico tersebut bersifat alamiah untuk meningkatkan kinerja organisasi. "Mutasi adalah hal yang alamiah di organisasi Polri dalam rangka promosi dan meningkatkan kinerja organisasi," kata Dedi.
Baca Juga : Intens, Erick Thohir Bertemu Prabowo Bahas Apa?
Pemutasian jabatan tersebut tertuang dalam Surat Telegram Nomor: ST/2134/X/KEP/2022. Kapolri menunjuk Irjen Pol Teddy Minahasa sebagai kapolda Jawa Timur. Teddy sebelumnya menjabat sebagai kapolda Sumatera Barat.
Sedangkan posisi kapolda Sumatera Barat selanjutnya dijabat Irjen Pol Rusdi Hartono. Rusdi sebelumnya menjabat sebagai widyaiswara utama sespim Lemdiklat Polri.
Dalam surat telegram tersebut, Kapolri juga menujuk Brigjen Pol Asep Edi Suheri sebagai wakabareskrim. Asep Edi yang sebelumnya menjabat sebagai direktur tindak pidana siber Bareskrim Polri itu menggantikan posisi Irjen Pol Syahardiantono yang kekinian menjabat sebagai kadiv propam Polri.
Pemutasian jabatan Irjen Nico tersebut merupakan desakan dari banyak pihak. Hal itu merupakan buntut terjadinya tragedi Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10/2022) yang menewaskan 132 jiwa.
Pengamat kepolisan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto menilai Nico sebagai pimpinan anggota yang terlibat dalam tragedi Kanjuruhan sudah semestinya bertanggung jawab.
Ketua Presidium IPW Sugeng Teguh Santoso menilai langkah pemutasian Irjen Nico diambil Polri untuk meredam tekanan publik. Dia menilai mutasi Nico menjadi staf ahli kapolri bidang sosial budaya tetap berhubungan dengan tragedi Kanjuruhan.
"Mutasi ini walaupun ditutup dinyatakan sebagai satu tour of duty atau sebagai suatu penyegaran dalam kinerja organisasi, IPW tetap melihat sebagai satu akibat dari tragedi Kanjuruhan," kata Sugeng.
Selain itu, Sugeng menyampaikan bahwa terjadinya tragedi Stadion Kanjuruhan disebabkan oleh rendahnya prefesionalisme anggota kepolisian yang mengkibatkan terjadinya kesalahan prosedur. "Tragedi Kanjuruhan menunjukkan bahwa profesionalisme yang rendah mengakibatkan anggota di bawah melalukan tindakan kesalahan prosedur," pungkas Sugeng.
Mendengar keputusan dari apolri tersebut, sejumlah warganet protes akan keputusan yang diambil Polri mengingat jumlah nyawa yang melayang tidaklah sedikit...