Sejumlah Peternak Tak Dapat Bantuan Obat PMK, DPKH Kabupaten Malang Klaim Bantuan Sudah Disalurkan Merata
Reporter
Riski Wijaya
Editor
Dede Nana
10 - Sep - 2022, 05:27
JATIMTIMES - Dampak mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) hingga saat ini masih dirasakan. Ratusan peternak sapi di Kabupaten Malang, terutama wilayah Pujon, Ngantang dan Kasembon masih belum seutuhnya pulih setelah dihantam wabah PMK.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) mengaku bahwa sudah optimal dalam melakukan penanganan. Salah satunya dengan menggelontorkan anggaran belanja tak terduga (BTT) untuk pengadaan obat dan kebutuhan lain yang diperlukan dalam penanganan PMK.
Baca Juga : Pendapatan Wisata Tirtosari View Digunakan Untuk Bantuan Masjid Sampai Guru Honorer
"BTT kita kan Rp 1,5 miliar, sebagian sudah dibelikan untuk obat. Hampir 75 persen sudah dibelanjakan. Dan itu sudah digelontorkan (ke peternak)," ujar Kepala DPKH Kabupaten Malang, Eko Wahyu Widodo.
Selain itu, vaksin yang diberi oleh Pemerintah Pusat juga diklaim cukup efektif dalam menekan laju penyebaran wabah PMK. Di mana saat ini, vaksinasi PMK di Kabupaten Malang sudah mulai berproses hingga dosis kedua.
Eko mengaku bahwa penyaluran obat yang dibelanjakan dari BTT juga diklaim telah merata. Sedangkan penyalurannya dilakukan melalui kelompok-kelompok peternak di setiap wilayah.
"Kita membaginya, bantuan diberikan kepada kelompok, mungkin belum sampai saja. Kan gak mungkin saya bagi satu-satu. Mungkin belum nyampe. Kalau kurang bisa kita kasih lagi," terang Eko.
Di satu sisi, sejumlah peternak di wilayah Pujon mengaku bahwa selama wabah PMK menyerang, nyaris tidak mendapatkan bantuan. Bahkan juga ada yang mengaku tidak mendapat bantuan obat sama sekali, hingga banyak sapinya yang mati.
Salah satunya dialami oleh peternak di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, bernama Rumaji. Menurutnya, selama wabah PMK menyerang 4 ekor sapinya, ia berusaha secara mandiri untuk melakukan pengobatan. Beruntungnya, sapi miliknya tidak ada yang sampai mati.
"Kalau obat dari pemerintah kayaknya hampir enggak ada sama sekali. Jadi, ini mulai terkena PMK, sapi saya berlendir lalu sampai ada luka boroknya. Itu pengobatan saya lakukan sendiri," ucap Rumaji.
Baca Juga : Baca Selengkapnya