Perhatikan! Ini Gejala Cacar Monyet dalam 5 Klasifikasi WHO
Reporter
Tubagus Achmad
Editor
A Yahya
22 - Aug - 2022, 11:38
JATIMTIMES - Penyakit cacar monyet atau monkeypox sudah masuk ke Indonesia. Hal itu terbukti dengan temuan satu kasus seorang laki-laki berusia 27 tahun di DKI Jakarta yang positif cacar monyet pada Jumat (19/8/2022) lalu, usai bepergian ke luar negeri.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI juga telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor: HK.02.02/C/2752/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penyakit Cacar Monyet atau Monkeypox di Negara Non Endemis. SE tersebut ditandatangani oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu pada 26 Mei 2022 lalu.
Baca Juga : Presiden Jokowi Bagikan Bansos ke Pengunjung dan Pedagang Pasar Larangan Sidoarjo
Di dalamnya terdapat informasi terkait kewaspadaan dan antisipasi yang dapat dilakukan dengan pemantauan perkembangan kasus cacar monyet melalui https://infeksiemerging.kemkes.go.id. Selain itu, juga dapat melakukan pemantauan penemuan kasus sesuai definisi operasional penyakit cacar monyet berdasarkan klasifikasi World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia yakni suspek, probabel, terkonfirmasi, discarded dan kontak erat.
Berikut gejala-gejala dari lima klasifikasi yang telah ditentukan oleh WHO terkait pemantauan kasus penyakit cacar monyet:
1. Suspek
Suspek merupakan orang dengan ruam akut (papula, vesikel dan/atau pustula) yang tidak bisa dijelaskan pada negara non endemis. Selain itu, pasien memiliki satu atau lebih gejala dan tanda sebagai berikut :
• Sakit kepala
• Demam akut dengan suhu lebih dari 38,5 derajat celcius
• Limfadenopati atau pembesaran kelenjar getah bening
• Nyeri otot atau Myalgia
• Sakit punggung
• Asthenia atau kelemahan tubuh
Untuk penyebab umum ruam akut berikut tidak menjelaskan gambaran klinis seperti, varicella zoster, herpes zoster, campak, Zika, dengue, chikungunya, herpes simpleks, infeksi kulit bakteri, infeksi gonococcus diseminata, sifilis primer atau sekunder, chancroid, limfogranuloma venereum, granuloma inguinale, moluskum kontagiosum, reaksi alergi (misalnya, terhadap tanaman); dan penyebab umum lainnya yang relevan secara lokal dari ruam papular atau vesikular...