Tangkal Wartawan Abal-Abal, PWI Gresik dan AKD Gelar Lokakarya Jurnalistik
Reporter
Syaifuddin Anam
Editor
Yunan Helmy
06 - Aug - 2022, 01:06
JATIMTIMES - Ulah wartawan abal-abal di Kabupaten Gresik sudah sangat meresahkan. Khususnya bagi para narasumber. Mereka kerap menjadi korban pengancaman hingga pemerasan.
Tidak hanya itu. Wartawan yang bekerja sesuai dengan kode etik jurnalistik dan terverifikasi Dewan Pers juga kena 'getahnya'. Termasuk Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Gresik.
Baca Juga : Puluhan Rumah Warga di Silo Dibakar dan Uang Ratusan Juta Dijarah Puluhan OTK
Atas kegelisahan itu, Persatuan Wartawan Indonesia Kabupaten Gresik bersinergi dengan Asosiasi Kepala Desa (AKD) di Kabupaten Gresik akan menggelar Lokakarya Jurnalistik. Rencananya kegiatan juga dihadiri Dewan Pers.
Tujuan lokakarya ini, agar seluruh kepala desa di Gresik mengerti kinerja wartawan yang sebenarnya dan bekerja sesuai dengan kode etik jurnalistik sehingga terhindar dari wartawan abal-abal. Kegiatan akan digelar di salah satu hotel di Gresik pada Senin (8/8/2022) mendatang.
Kegiatan itu selain dihadiri lansung Dewan Pers, juga ada Polres Gresik dan Kejaksaan Negeri (Kejari) Gresik sebagai narasumber.
Menurut data Dewan Pers tahun 2020, terdapat 47 ribu media. Terdiri dari 43.300 media online dan 3.000 media cetak. Namun yang tercatat sebagai media profesional yang lolos terverifikasi Dewan Pers hanya 1.461 perusahaan pers.
Di Kabupaten Gresik sendiri masih banyak media dan wartawan abal-abal yang meresahkan. Perilakunya tidak sesuai norma dan kode etik jurnalistik.
Salah satu contohnya, wartawan abal-abal menggunakan kartu identitas sesuai kebutuhan, tidak tersertifikasi Dewan Pers. Mereka biasanya tidak memiliki kemampuan jurnalistik dan datang secara berombongan.
Mereka kebanyakan berasal dari luar kota. Lalu datang ke desa-desa mengancam narasumber. Meminta uang dalam jumlah tertentu hingga mengancam akan melaporkan narasumber ke aparat penegak hukum (APH).
Tak ayal, banyak narasumber yang merasa 'takut' dan terancam karena ulah wartawan abal-abal tersebut. Wartawan abal-abal paling banyak ditemukan menyasar kepala desa (kades), kepala sekolah, pengusaha dan pejabat di lingkungan Pemkab Gresik.
Baca Juga : Baca Selengkapnya