Tertarik Terapi 'Kretek' ?, Yuk Coba di Bone Setting Malang Aja
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
A Yahya
22 - Jun - 2022, 11:50
JATIMTIMES - Sensasi suara 'kretek' pada tulang mampu menstimulus pikiran dan tubuh yang terasa lelah menjadi lebih ringan. Akan tetapi, hal tersebut tentu harus dilakukan dengan benar dan oleh orang profesional. Tidak banyak yang tahu terapi tersebut sebenarnya adalah Terapi Tit Tar. Terapi Tit Tar merupakan satu metode alternatif untuk mengatasi masalah tulang dan otot tubuh.
Nah, bagi kalian yang ingin mencoba sensasi terapi 'kretek', tidak perlu khawatir. Terapi ini saat ini telah ada di Kota Malang, tepatnya di Bone Setting Malang yang terletak di Jalan Sulfat Agung XI 37, Kota Malang.
Baca Juga : Menko Airlangga Bahas Potensi Peningkatan Ekonomi Digital Bersama IBM
Di Bone Setting Malang, terapi ditangani langsung oleh Owner Bone Setting Malang, Master Arianto yang telah terlatih dan telah berpengalaman serta telah bersertifikasi. Bukan sembarangan, sertifikasi yang diambil Master Arianto,
berasal dari luar negeri, tepatnya Perguruan Wah Toh Tut Tar Malaysia. Sehingga, terapi di Bone Setting Malang sangatlah aman.

Master Arianto menjelaskan, kombinasi metode Tit Tar dan Tuina Massage merupakan kombinasi terapi yang pas. Sebab selain mempercepat penyembuhan, kedua metode ini memfokuskan penyembuhan pada titik yang saling berhubungan.
Tit Tar berfungsi untuk adjustment tulang seperti mengembalikan tulang pada posisi semula. Sementara Tuina massage memanfaatkan meridian otot, dimana otot sendiri melekat pada tulang. Tuina massage sendiri merupakan pijat terapeutik tradisional China yang sudah dilakukan sejak masa dinasti Ming.
Metode ini dilakukan dengan teknik meremas, mengguncang dan menekan pada titik akupuntur.
Sedangkan Tit Tar sendiri, berfungsi untuk mengembalikan tulang pada posisi semestinya, metode ini juga digunakan untuk mengembalikan postur tubuh yang tidak sesuai.
"Sehingga, jika kedua metode ini dilakukan dengan beriringan, menjadi kombinasi yang pas,"terang Arianto.
Dia menambahkan, waktu yang dibutuhkan untuk sekali terapi memakan waktu kurang lebih 30 menit. Hal tersebut tentu saja menyesuaikan tingkat keparahan pada pasien...