Nicotine War, Benarkah Rencana Antirokok Matikan Kemandirian Indonesia?
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Pipit Anggraeni
01 - Jun - 2022, 03:30
JATIMTIMES - Isu nicotine war tentu bukan menjadi hal baru bagi sebagian orang. Beberapa menyebut jika hal itu sudah lama terjadi dan memunculkan banyak perbedaan pendapat di antara masyarakat. Bahkan, isu ini selalu ramai diperbincangkan terutama saat momen Hari Anti Tembakau Sedunia (HTTS) setiap 31 Mei.
Wanda Hamilton dalam bukunya Nicotine War bahkan membeberkan beberapa hasil penelitiannya terkait dunia tembakau. Wanda menyebut jika di balik agenda global pengontrolan tembakau terdapat kepentingan besar dari bisnis perdagangan obat-obat yang dikenal sebagai Nicotine Replacement Therapy (NRT).
Baca Juga : Momentum Hari Lansia Nasional, Wawali Sofyan Edi Resmikan Pusat Aktivitas Lansia Tanjung Mas Sejahtera
Perang nikotin, sebagaimana digambarkan Wanda Hamilton, sudah nyaris dimenangkan oleh korporasi-korporasi farmasi internasional dengan kesuksesannya melalui kampanye global anti tembakau serta dukungan penuh dari WHO, lembaga kesehatan publik, pemerintahan dan NGO anti tembakau.
Buku Nicotine War sendiri berisikan informasi yang sangat kontekstual atas berkembangnya isu antirokok secara global. Terdapat fakta-fakta ilmiah yang diungkap oleh Wanda Hamilton yakni, tentang seluk-beluk peperangan memperebutkan nikotin antara “zat nikotin alami dalam tembakau” yang diwakili oleh industri rokok versus “senyawa mirip nikotin” dan “sarana pengantar nikotin” yang diwakili oleh industri kesehatan.
Abhisam, Koordinator Nasional Komunitas Kretek 2010-2016 mengatakan, “Nicotine War” berimbas pada sektor perekonomian. Kemandirian ekonomi yang selama ini ada dengan sokongan dari cukai tembakau, akan punah akibat bergeloranya Nicotine War.
Industri kretek nasional adalah model industri berkarakter kuat. Modal, bahan baku, produksi, sampai konsumsi hampir seluruhnya bersandar di dalam negeri sendiri. Bilamana kemandirian ekonomi punah, maka di saat yang sama hajat hidup orang banyak yang bergantung pada sektor tersebut turut akan punah juga.
"Ada 5,98 juta orang yang terlibat langsung dalam industri kretek nasional, sementara sektor yang berhubungan secara tidak langsung digerakkan oleh 24,4 juta tenaga kerja...