Laskar Merah Putih Ungkap Dugaan Pungli dan Bullying Siswa di Tulungagung, Pihak Sekolah Membantah
Reporter
Anang Basso
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
29 - Mar - 2022, 04:33
JATIMTIMES - Laskar Merah Putih (LMP) Markas Cabang Tulungagung terus mendesak agar kasus dugaan pungutan liar (Pungli) dan bullying yang diadukan diproses. Aduan yang dimaksud disebutkan terjadi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 02 Kabupaten Tulungagung.
"Kita adukan beberapa hal, di antaranya dugaan pungli, penyalahgunaan wewenang dan bullying," kata Ketua Mancab LMP, Hendri Dwiyanto, Senin (28/3/2022).
Baca Juga : Terungkap, Makam Bercahaya yang Viral di Medsos Ternyata Buatan Pengusaha Onix di Tulungagung
Pihaknya juga menambahkan juga bersurat terkait Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Laporan dana Bantuan Operasional Sekolah dan Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraan Pendidikan (BPOPP) di sekolah yang sama.
"Kita mendapatkan aduan, sekali lagi aduan bukan temuan ya. Jadi karena aduan, kita tindaklanjuti untuk menanyakan terkait laporan penggunaan BOS dan BPOPP yang diterima sekolah," ujarnya.
Dari hasil investigasi yang dilakukan atas aduan itu, saat pembelajaran online (Daring) karena pandemi Covid-19, ternyata lembaga pendidikan SMKN 2 Boyolangu masih menggalang dana sumbangan melalui jalur Komite Sekolah.
"Nilai sumbangannya telah ditentukan bukan suka rela atau keikhlasan," ungkapnya.
Di tengah pengaduan dan permintaan informasi atau klarifikasi, aduan baru berupa dugaan bullying diterima LMP Mancab Tulungagung.
"Perihal kejadian dugaan bullying ini, telah diceritakan salah satu anak didik, kepada keluarganya sambil menangis," tuturnya.
Siswi dugaan korban bullying ini menurut Hendri, bermula saat korban mendapatkan pesan melalui WhatsApp dari wali kelasnya.
"Diminta datang ke sekolah, sesampai di sekolah ia ditanya tentang pembayaran sekolahnya," tambah Hendri.
Klarifikasi yang dilakukan ke korban ini lanjut Hendri, terkesan ada pemaksaan karena aduan yang disampaikan ke orang tua harus dicabut.
"Korban ini minta izin pulang, namun sewaktu permintaan pulang berpapasan dengan kepala sekolah," tambahnya.
Tak diduga, kepala sekolah meminta pulang dan menyampaikan jika keluarganya tidak harmonis, dan berujung pada tangisan korban karena perkataan itu.
Tidak begitu saja percaya dengan aduan, Hendri menggali informasi lebih dalam ke korban. Alhasil, setelah yakin bahwa kejadian itu benar, LMP Mancab Tulungagung membawa kasus ini ke kepolisian...