Serius Gaet Kaum Muda Milenial, Gus Muda ini Disiapkan PWNU Jatim
Reporter
M. Bahrul Marzuki
Editor
Dede Nana
27 - Mar - 2022, 01:30
JATIMTIMES - Menyasar segmen dakwah kalangan generasi muda milenial, Pengurus Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur menggelar acara bertitel MilleNUal Summit 2022: Kolaborasi Dakwah Milenial Membangun Peradaban Baru, Sabtu (26/3/2022).
Acara ini menghadirkan dai muda KH Abdurrahman Al-Kautsar atau Gus Kautsar dari Pesantren Ploso Kediri yang digelar di Ballroom KH Hasyim Asy'ari PWNU Jawa Timur di Surabaya.
Baca Juga : Lomba "Sicita" di Tulungagung: Upaya Tanamkan Nilai Kebangsaan dan Nasionalisme
Acara yang dirangkaikan sebagai Perayaan Hari Lahir ke-99 Nahdlatul Ulama, dimaksudkan sebagai forum yang mempertemukan generasi muda dan kalangan profesional dari kaum santri.
Tampilnya Gus Kautsar Wakil Rais PWNU Jawa Timur, setidaknya memberikan alternatif bagi hadirnya dai muda yang tampil mencoba hadir dengan bahasa gaul bagi kalangan generasi milenial.
"Selama ini, kita kurang memberikan porsi perhatian bagi anak-anak muda generasi milenial. Alhamdulillah, dengan hadirnya Gus Baha', Gus Kautsar dan Gus-gus lainnya dari pesantren akan memberi nuansa berbeda dari para juru dakwah yang populer di media sosial selama ini," tutur KH Abd Salam Shohib, Wakil Ketua PWNU Jawa Timur.
Menurut Gus Salam, panggilan akrab Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar Jombang, sejauh ini ada rekayasa untuk tampil sebagai juru dakwah di media sosial. Mereka dipersiapkan dan dipromosikan sekaligus agar viral sehingga publik dan masyarakat umum mengetahui dan menggandrungi.
"Alhamdulillah, di tengah-tengah membanjirnya para penceramah di media sosial, dari kalangan santri telah muncul nama-nama baru. Sehingga, saya yakin kalau kita mempersiapkan mereka dengan baik hasilnya akan bisa dirasakan umat Islam dalam kehidupan kita, sebagai bagian dakwah yang merangkul berbagai kalangan, termasuk kaum muda milenial itu," tutur Gus Salam.
Selama ini, para juru dakwah dan penceramah yang tersebar di media sosial, menurut dia, tidak dibekali dengan ilmu keagamaan yang cukup. Ada yang hanya bermodal penampilan menarik, tampang memikat. Tapi sayang, ilmu keagamaannya ternyata terbatas pada hafalan lima-tujuh ayat Al-Quran dan Hadits sebagai dalil...