Kisah Fatimah Azzahra, Dulu Makan Bekas Kucing & Buka Puasa Pakai Air Mentah yang Kini jadi Miliarder

JATIMTIMES - Sosok Fatimah Azzahra mungkin masih terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia. Pasalnya, tidak banyak yang tahu bagaimana sepak terjang Fatimah sebagai pengusaha dengan predikat miliarder.

Kesuksesan Fatimah terungkap saat ia tampil menjadi bintang tamu di acara Kopi Viral Trans TV yang dipandu Ramzi dan Inul Daratista.

Baca Juga : 24 SMP di Kota Batu Gelar PTM, Pemantauan Ketat Dimaksimalkan

Dilansir melalui tayangan Youtube TRANS TV Official, pengusaha hijab dan produk kecantikan ini mengungkap omzet yang ia peroleh setiap bulannya. Tak main-main, Fatimah mengatakan omzetnya dalam sebulan bisa menembus Rp 25 Miliar sebelum pandemi.

“Sebelum pandemi sudah berada di Rp 25 Miliaran satu bulan. Setelah pandemi sampai sekarang belum ada kenaikan. Kalau dulu, setiap tahun naik dari 0 rupiah jadi sekian ratus juta. Tahun kelima udah miliaran, terus tahun ke-9 udah Rp 25 Miliar,” ujar Fatimah.

Namun, siapa sangka sebelum sukses dan menjadi miliader seperti sekarang, Fatimah dulunya sempat hidup melarat. Ia tumbuh besar di lingkungan panti asuhan dan juga pesantren.

Pengusaha cantik itu, ternyata pernah kesulitan cari makan sampai harus menyantap ikan bekas kucing. 

"Kita harus klarifikasi benar atau tidak miliarder Fatimah pernah makan ikan bekas kucing?” tanya Ramzi.

“Betul, dulunya ya. Peristiwanya saya puasa karena saya tidak punya sesuatu yang bisa dimakan. Saya puasa berhari-hari dan setiap buka puasa cuma minum air mentah karena memang saat itu di pesantren. Hari ketiga saat saya perihnya bukan main, nah itu saya berdoa 'Ya Allah datangkan saya rezeki untuk buka puasa dari mana saja’,” cerita Fatimah.

“Tiba-tiba ada kucing bawa ikan bekas. Bukan bekas gigitan, tapi dia bawa ikan utuh. Begitu tiba di depan saya, kaget lihat saya jadi ikannya gak kebawa. Ikannya mentah terus saya bakar,” sambungnya.

Sejak lulus SD Fatimah sudah ditinggalkan oleh ayahnya setelah sakit bertahun-tahun. Bahkan hidupnya bersama 5 saudara dan saudarinya berubah miris.

Saat remaja, bahkan ia pernah sampai tidur dengan alas kardus tanpa cahaya juga atap rumah. 

Baca Juga : Baca Selengkapnya