Muncul Covid-19 Varian Lambda, Mirip dengan Delta hingga Diklaim Kebal Vaksin
Reporter
Desi Kris
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
11 - Aug - 2021, 09:55
INDONESIATIMES - Dunia kembali dihebohkan dengan munculnya varian baru Covid-19 yakni Lambda. Varian ini disebut mirip dengan Delta bahkan mungkin lebih mudah menular.
Selain itu, varian Lambda ini juga diklaim kebal vaksin Covid-19. Varian baru ini ditemukan oleh para peneliti di Jepang.
Baca Juga : Banyak yang Ilegal, Warga ‘Segel’ Tambak Udang di Gumukmas
Dalam studi pracetak yang belum ditinjau rekan sejawat, dipaparkan jika varian Lambda ini mampu melewati antibodi penetral yang dapat melawan virus. Para peneliti mengatakan, terdapat sejumlah mutasi yang ditemukan di protein lonjakan atau protein spike variambda yang membuatnya lebih resistan terhadap antibodi dari orang yang sudah divaksin.
Melansir melalui Verywell Health, Robert Quigley, MD, DPhil, yang merupakan wakil presiden senior dan direktur medis global di International SOS mengungkapkan bahwa temuan ini tidak mengejutkan, tetapi harus diamati secara kritis.
"Kami melihat tren yang diprediksi para komunitas ilmiah, bahwa semakin lama Covid-19 dibiarkan maka kita menuju ke arah kemanjuran vaksin yang berkurang dalam melawan virus Corona," kata Quigley.
Para peneliti juga menggarisbawahi, karena varian Lambda ini dimasukkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam kategori variant of interest (VoI) bukan variant of concern (VoC). Sebagian orang mungkin tidak menganggap varian Lambda ini sebagai ancaman.
Seperti diketahui, variant of concern merupakan varian virus Covid-19 yang dianggap WHO bisa mengancam kesehatan global karena terbukti lebih mudah menular. Selain itu juga menyebabkan penyakit yang lebih parah, dan dapat menghindari perlindungan vaksin atau efektivitas pengobatan.
Hingga saat ini terdapat 4 varian Covid-19 yang masuk VOC, yaitu varian Alpha (B.1.1.7), varian Beta (B.1.351), varian Gamma (P.1), dan varian Delta (B.1.617.2).
Sementara, varian of Interest (VoI) adalah varian dengan penanda genetik spesifik yang dikaitkan dengan perubahan pada pengikat reseptor, berkurangnya netralisasi oleh antibodi, berkurangnya kemanjuran pengobatan, hingga prediksi peningkatan penularan atau keparahan penyakit.
Menurut penelitian, fitur virologi Lambda dan bagaimana mereka berevolusi masih belum diketahui dengan jelas.
“Tidak ada yang menginginkan ada virus yang memiliki kemampuan menyebar lebih cepat dan resistan terhadap vaksin. Ini mengkhawatirkan," kata Quigley...