Sembuhkan Ratusan Pasien Covid-19, Dokter Tiwi Mengaku Gurunya Adalah Pasien
Reporter
Riski Wijaya
Editor
Dede Nana
10 - Aug - 2021, 08:16
MALANGTIMES - Berhasil menyembuhkan ratusan pasien Covid-19, dr Yosephine Pratiwi mengaku yang menjadi gurunya adalah pasiennya sendiri. Hal itu ia ungkapkan saat ia menangani pasien Covid-19 pertama kali. Ia menceritakan pengalamannya tersebut kepada MalangTimes.
Pada awal dulu, metode terapinya tersebut ia terapkan kepada salah satu pasiennya yang mengalami gejala karena Covid-19. Saat itu sebenarnya ia sudah mengarahkan pasiennya untuk dapat dirawat di rumah sakit (RS). Namun karena penuh, akhirnya, pasien tersebut memilih untuk berobat ke Dokter Tiwi, sapaan akrabnya.
Baca Juga : Siap Buka Kembali: Pastikan Sanitasi Kantor di Era New Normal
"Pasien tersebut namanya Hanawi. Dia sudah cari-cari rumah sakit tapi enggak dapat-dapat. Akhirnya datang ke saya untuk berobat. Saat itu dia bilang ke saya 'kalau saya akhirnya meninggal, saya tetap akan berterima kasih ke Dokter Tiwi karena sudah mau mengobati saya'. Di situ saya lihat keyakinannya, akhirnya saya juga harus yakin. Itu pertamanya, ternyata obat yang saya berikan melalui terapi uap itu cocok dan dia sembuh sampai sekarang. Awalnya di situ. Jadi secara tidak langsung, itu yang jadi guru saya," ungkapnya.
Selain itu, wanita Asal Jombang Jawa Timur ini juga mengaku bahwa dirinya ingin mendedikasikan ilmu kedokterannya untuk bisa membantu masyarakat yang ada di desa-desa. Bahkan, dirinya juga tidak segan untuk memberikan layanan gratis untuk masyarakat yang tidak mampu. Terutama untuk pasien Covid-19 saat ini.
"Itu saja kalau ada pasien yang tidak mampu. Akan saya gratiskan. Itu saya lakukan sejak awal praktik. Dan tidak perlu bawa apa-apa," imbuh wanita kelahiran 2 Maret 1986 ini.
Sementara itu, wanita yang mengawali karirnya sebagai dokter pada tahun 2011 ini mengatakan, mendapatkan bibit ilmunya di dunia kesehatan dari ayahnya yang ternyata peracik tanaman obat tradisional. Ia pun mendapatkan sebagian ilmunya dari orang tuanya. Terutama soal obat.
"Orang tua saya orang biasa. Almarhum papa saya ini ngerti sama obat-obatan dari tanaman herbal. Jadi ada basic dari almarhum papa saya. Sebenarnya saya dulu gak ada kepikiran jadi dokter, dan saya belajar dari beliau. Hingga saya mendaftar kedokteran, lalu jadi dokter biasa. Dan saya mendedikasikan diri untuk warga desa. Itu aja sih cita-cita saya sebenarnya," terangnya.
Dia sendiri merasa terpanggil untuk bisa bermanfaat bagi masyarakat. Terutama kepada warga yang kurang mampu...