Dugaan Kekerasan Seksual di SPI, Alumni Akui Adanya
Reporter
Irsya Richa
Editor
Dede Nana
04 - Jun - 2021, 01:32
BATUTIMES - Menggelindingnya kasus dugaan kekerasan seksual di SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI), memunculkan berbagai reaksi dan pernyataan. Tak terkecuali dari salah satu alumni SMA SPI.
Salah satu perempuan alumni SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) yang tak ingin disebut nama dan asal daerahnya, membagikan kisahnya saat berada di sana. Tidak hanya sekolah, usai lulus ia memilih untuk bekerja hingga awal bulan Januari tahun 2021 lalu.
Baca Juga : Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular, Bunda Fey Ajak Warga Usia Produktif Datang ke Posbindu
Mulanya ia enggan untuk bercerita, namun memberanikan diri untuk bercerita. Bermula, alumni ini bersekolah pada tahun 2013, kemudian lulus di tahun 2016 silam. Setelah lulus ia memilih untuk tetap di sana karena berkeinginan untuk bekerja di tempat tersebut.
Setelah mengabdi kurang lebih 5 tahun, ia memilih untuk berhenti dari pekerjaan tersebut. Lebih tepatnya berhenti bekerja pada awal tahun 2021 lalu.
“Kalau di tempat lain maksimal 8 jam kerja, tapi beda di sana melebihi dari delapan jam,” ucapnya.
Karena dirasa tidak sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan, yang membuatnya tidak bisa bertahan di sana. Bukan hanya masalah kerja yang tidak sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan, dirinya juga merasakan kekerasan hingga eksploitasi ekonomi. Bukan hanya dia, tetapi juga yang lainnya.
“Pernah mengalami kekerasan, tapi takut untuk cerita. Dan apa yang diberitakan itu benar,” ujarnya.
Kemudian siswa di sana tidak diperkenankan untuk banyak berinteraksi dengan orang luar. Menurutnya, di sana layaknya seperti membentuk ekosistem sendiri.
Baca Juga : Baca Selengkapnya