Sepak Terjang Mayjen Dudung di Militer, Dulu Loper Koran Kini Jadi Pangkostrad!
Reporter
Desi Kris
Editor
Pipit Anggraeni
26 - May - 2021, 03:52
INDONESIATIMES - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto telah melakukan rotasi sejumlah perwira tinggi. Salah satu perwira tinggi yang dirotasi yakni Pangdam Jaya, Mayjen Dudung Abdurrahman.
Diketahui, Mayjen Dudung telah diangkat dalam jabatan baru sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Pengangkatan ini berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/435/V/2021tanggal25 Mei2021.
Baca Juga : Serial Friends: The Reunion Tayang Besok 27 Juni, BTS Turut Meramaikan!
Sebelumnya, nama Mayjen Dudung sempat menjadi sorotan saat memerintahkan anggota TNI AD mencopot baliho Habib Rizieq Shihab di Petamburan, Jakarta Pusat. Kala itu, awalnya sejumlah pria berbaju loreng mencopot baliho Habib Rizieq viral di media sosial.
"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya, karena beberapa kali Pol PP menurunkan, dinaikkan lagi. Itu perintah saya," ujar Mayjen Dudung pada Jumat (20/11/2020) lalu.
Ia juga mengatakan semua pihak harus taat terhadap hukum yang ada di Indonesia, termasuk dalam hal pemasangan baliho. Lebih lanjut, Dudung menyatakan jika perlu FPI dibubarkan saja. Pernyataan itu diucapkan Dudung sebelum pemerintah resmi melarang FPI.
"Kalau siapa pun di republik ini, ini negara hukum, harus taat hukum, kalau masang baliho udah jelas ada aturannya, ada bayar pajak, dan tempat ditentukan, jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, nggak ada itu. Jangan coba-coba pokoknya. Kalau perlu, FPI bubarkan saja itu, bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari," ujarnya.
Profil Mayjen Dudung Abdurrahman
Mayjen Dudung adalah perwira TNI lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1988 dari kecabangan infanteri. Setelah lulus, Dudung mengawali karir sebagai Dandim 0406/Musi Rawas di Sumatera Selatan.
Pria yang lahir pada 19 November 1965 itu ditinggal ayah tercintanya meninggal dunia saat masih kelas 2 SMP. Saat itu, Dudung pun harus membantu ibunya berjualan kue di lingkungan Bekangdam III/Siliwangi di Bandung pada 1981.
Saat berjualan, ada peristiwa yang menyedihkan. Seorang tentara menendang kue dagangannya.
Baca Juga : Baca Selengkapnya