Kisah Mansa Musa, Manusia Terkaya yang Bawa 60 Ribu Budak dan Tentara Naik Haji
Reporter
Desi Kris
Editor
Yunan Helmy
31 - Mar - 2021, 03:14
INDONESIATIMES - Pernahkah kalian mendengar tentang Mansa Musa? Ya, Mansa Musa disebut sebagai orang terkaya sepanjang masa.
Ia merupakan penguasa Afrika Barat di abad ke-14. Mansa Musa kerap disamakan dengan karakter fiksi di marvel Comics, Black Panther, yakni raja dari Wakanda.
Baca Juga : Pesan Berantai Penolakan Kenaikan NJOP Beredar di Tulungagung, Ini Komentar AKD
Dilansir melalui laman History, Musa adalah penguasa Kekaisaran Mali tahun 1312. Ia naik tahta lantaran pendahulunya, Abu-Bakr II, hilang dalam sebuah perjalanan melalui laut di Samudra Atlantik.
Kemudian, pemerintahan Musa datang saat negara-negara Eropa tengah berjuang karena adanya perang saudara yang berkecamuk dan kurangnya sumber daya. Diketahui, selama periode tersebut, Kekaisaran Mali semakin berkembang karena sumber daya alam yang melimpah, yakni emas dan garam.
Di bawah kepemimpinan Musa, kawasan kekuasaannya sangat makmur dan tumbuh pesat sehingga menjangkau sebagian besar Afrika Barat. Wilayah kekuasaan itu terdiri dari Pantai Atlantik hingga pusat perdagangan pedalaman Timbuktu dan sebagaian Gurun Sahara.
Di sisi lain, Musa merupakan sosok muslim yang taat. Bahkan ia pernah melakukan perjalanan ke Makkah untuk ibadah haji dengan berlayar sekitar 4.000 mil bersama 60.000 rombongan yang terdiri dari budak dan tentara. Rombongan tersebut juga membawa ratusan pon emas yang diangkat menggunakan unta dan kuda.
Kemudian, dalam perjalanan itu, rombongan Musa sampai menjadi tontonan di setiap wilayah. Bahkan sosoknya menjadi pesohor di Mesir selama lebih dari satu dekade.
Sampai di Kairo, Musa bertemu dengan pengusaha Kairo, yakni al-Malik al-Nasir. Dalam teks-teks sejarawan kuno Shihab al-Umari, Musa disambut di Kairo oleh bawahan al-Nasir untuk bertemu dengan sesama raja.
Ia disambut dengan kemewahan. Namun Musa menolak dan mengatakan bahwa ia hanya numpang lewat dalam perjalanan haji ke Makkah. Alasan lain Musa menolak adalah karena ia diharuskan untuk mencium kaki sultan. Musa pun memilih untuk menyapa al-Nasir dengan layak dalam pandangan saja.
al-Nasir juga sempat menawarkan penginapan kepada Musa dan rombongan. Musa kembali menolak dan justru meninggalkan sebagian hartanya di sana...