Ini Keluh Kesah Pak Aman, Pembuat Tempe Yang Harus Bertahan Walau Kedelai Mahal
Reporter
Asmadi
Editor
Moch. R. Abdul Fatah
29 - Mar - 2021, 01:52
LUMAJANGTIME - Naiknya harga kedelai sebagai bahan baku tempe dan tahu membuat para perajin ini berpikir agar usaha mandiri produksi tempenya bertahan dikarena harga kedelai yang sangat mahal.
Aman (40) warga Dusun Jumblengan Desa Pulo, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang mengakui kondisi saat membuat tempe mandiri sangat berat.
Baca Juga : Peluru Mortir Temuan Warga Kota Malang Akhirnya Diledakkan
Awalnya terjadi kenaikan tempe itu terjadi sebelum awal tahun baru. Harga kedelai berada diangka Rp 8.000 per kilogram. Namun saat ini, harga bahan baku utama tempe meningkat menjadi Rp 9.000 - Rp 10.000 per kilogram.
"Sangat memberatkan mas, terjadinya kenaikan sebelum awal tahun baru lalu. Yang sebelumnya Rp 8000 per kilogram Saat ini sudah Rp 9000 - Rp10.000 per kilogram", ujarnya.
Alhasil, lelaki yang bekerja dibantu istrinya tersebut tetap bertahan ukuran tempe tidak dirubah dan juga harga jual tetap sama dengan yang sebelumnya.
Meski dirinya harus mengalah dengan cara mencari kayu bakar di ladang. "Harga jual tetap variatif dan ukuran tetap tidak berubah. Tetapi yang dulunya kayu bisa beli saat ini mencari di ladang," tambahnya.
Selain itu produsen tempe ini berharap perlunya intervensi pemerintah untuk bisa menstabilkan harga kedelai.
Baca Juga : GUSDURian Keluarkan Tujuh Pernyataan Terkait Bom Gereja di Makassar
Terlebih perajin mandiri ini tidak pernah tersentuh pemerintah baik modal atau pun bantuan kedelai. Jika harga kedelai naik terus, maka produsen tidak mendapatkan keuntungan bisa-bisa gulung tikar bahkan tidak bisa menafkahi keluarganya.
"Harapanya, pemerintah lebih peduli lah terhadap perajin tempe mandiri ini. Terlebih tidak ada bantuan baik modal ataupun kedelai dari pemerintah, Semoga pemerintah mendengar keluhan dan bisa menstabilkan harga kedelai dikarenakan saya harus menafkahi keluarga saya" pungkasnya...