Pencarian Balita Hilang Misterius di Bululawang akan Dihentikan, Petugas Pesimistis Masuk Irigasi
Reporter
Ashaq Lupito
Editor
A Yahya
18 - Oct - 2020, 03:24
Pencarian keberadaan balita 1,5 tahun asal Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang yang dikabarkan hilang secara misterius dikabarkan bakal dihentikan besok (Minggu 18/10/2020).
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Kasi Pelayanan PMI (Palang Merah Indonesia) Kabupaten Malang, Amirul Yasin, saat dikonfirmasi Sabtu (17/10/2020) malam. ”Sampai dengan sore ini tadi (Sabtu 17/10/2020) korban belum ditemukan. Kemudian dari hasil analisa di lapangan, sepertinya besok (Minggu 18/10/2020) proses pencarian akan dihentikan,“ ungkap Yasin.
Baca Juga : 2 Hari Balita Hilang Misterius, Polisi Masih Lakukan Penyelidikan
Hasil analisa yang dimaksud tersebut, diterangkan Yasin, merujuk pada kecilnya kemungkinan si korban jatuh atau hanyut ke saluran irigasi yang berlokasi di samping rumahnya.
”Mulai kemarin saya analisa, kalau korban jatuh ke sungai tidak mungkin, karena pertama tidak ada saksi yang mengetahui kemungkinan itu. Kedua kondisi sungai waktu itu penuh dengan sampah, jadi seandainya anak masuk ke saluran gorong-gorong sepertinya tidak mungkin karena lubangnya air itu gak besar. Jangankan balita, ayam saja masuk situ sepertinya bakal kesulitan,” terang Yasin.
Sekedar informasi, dari penelusuran media online ini di lokasi, saluran irigasi yang ada di sekitar tempat kejadian itu, merupakan air pembuangan yang mengalir dari gorong-gorong warga setempat. Ukurannya pun tidak terlalu besar, justru tumpukan sampah yang lebih terlihat dibandingkan aliran air.
Lanjut, analisa dasar pemberhentian proses pencarian selanjutnya, dijelaskan Yasin, adalah banyaknya sampah yang ada di titik kumpul saluran irigasi tersebut. ”Pas kejadian tidak ada banjir, gorong-gorong itu kecil. Logikanya, di situ (irigasi, red) penuh sampah. Kata masyarakat setempat, waktu dulu dibersihkan sampahnya terkumpul lebih dari 1 pikap. Jadi sepertinya tidak mungkin (bisa hanyut, red),” sambung Yasin.
Untuk diketahui, tinggi gorong-gorong yang ada di sekitar lokasi kejadian sangatlah kecil. Dari analisanya, Yasin memastikan jika gorong-gorong yang terhubung antar rumah warga tersebut hanya memiliki celah sekitar 15 sentimeter lantaran ada tumpukan sampah.
”Jadi kan tidak mungkin secara logika anak bisa masuk gorong-gorong, jarak ketinggian antara sedimen dengan atap gorong-gorong hanya sekitar 15 sentimeter. Paling tinggi airnya kemarin dimasuki teman-teman hanya sekitar 30 sentimeter,” terang Yasin.
Pertimbangan selanjutnya, terpaksa dihentikannya proses pencarian tersebut lantaran gorong-gorong yang teraliri air irigasi tersebut, terletak di bawah rumah warga. Hal itulah yang membuat petugas tidak memungkinkan untuk membongkar semua aliran gorong-gorong yang ada di sekitar lokasi kejadian...