Dosen UB Malang Stimulus Santri Menulis Sastra Pesantren
Reporter
Imarotul Izzah
Editor
Dede Nana
11 - Oct - 2020, 01:42
Pernahkah menonton film Perempuan Berkalung Sorban?
Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo tersebut sempat menjadi film fenomenal di tahun 2009. Kisahnya diangkat dari novel karya Abidah El Khalieqy. Novel itu menceritakan tentang bagaimana kehidupan seorang perempuan anak seorang kiai. Karya tersebut merupakan bagian dari karya sastra bergenre sastra pesantren.
Hal ini diulas dalam kegiatan pelatihan penulisan essay populer kepada santriwan dan santriwati MTs dan MA Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Gasek, Kota Malang, oleh tim pengabdian masyarakat dosen-dosen Pusat MPK Universitas Brawijaya (UB), Sabtu (10/10/2020).
Baca Juga : Sambut 1.221 Mahasiswa Baru, Unisba Blitar Gelar PKKMB Secara Daring
Mereka terdiri atas Prisca Kiki Wulandari SPd MSc, Fitrahayunitisna SS MPd, M Rohma Rozikin MPd, dan In’amul Wafi MEd.
Sastra pesantren merupakan genre yang dimaksudkan untuk menyebut karya sastra yang hidup dan diciptakan kalangan pesantren. Atau, karya sastra yang bermuatan misi dakwah. Dikatakan Fitrahayunitisna, sastra pesantren telah berkembang sejak abad-17.
"Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pesantren merupakan bentuk pendidikan yang berkembang sejak masa Islam masuk ke Nusantara," ucapnya.
Bahkan, menurut Fitra, pesantren memiliki peran yang besar bagi kelahiran negara tercinta Indonesia. Sejauh ini, kata dia, tak banyak yang tahu bahwa karya sastra yang dihasilkan dengan latar pesantren sempat booming dalam perkembangan sastra Indonesia. Salah satunya adalah Perempuan Berkalung Sorban tersebut.
In’amul menyatakan, santri juga mampu menulis sebuah karya sastra yang kemudian diangkat menjadi sebuah film. "Novel karya Ahmad Fuadi yang merupakan salah satu santri dari Gontor me-release karya novel berjilid (jilid 1, 2, dan 3) dan terkenal dengan sebutan Trilogi Negeri 5 Menara," katanya.
Film yang diangkat dari novel dan mengambil latar Pondok Pesantren Gontor itu juga diminati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Ia melanjutkan, sebenarnya telah banyak novel-novel yang lahir dari pesantren yang kemudian tulisan tersebut menjadi best-seller di toko-toko buku seperti penulis Asma Nadia yang mana berbagai novelnya selalu laris di pasaran.
"Ide-ide sederhana dalam kehidupan pesantren ketika dibungkus dengan ilustrasi cerita yang menarik serta mampu menyentuh hati para pembacanya akan menjadi karya yang luar biasa," timpal Fitrahayunitisna.
Nah, karya sastra itu juga bisa digunakan sebagai media dakwah...