Susuri Sungai Wonorejo di Pamurbaya, Calon Wali Kota MA Terusik Limbah dan Sedimentasi
Reporter
M. Bahrul Marzuki
Editor
A Yahya
03 - Oct - 2020, 11:18
Calon Wali Kota Surabaya nomor urut 2 Machfud Arifin (MA) prihatin melihat kondisi muara Sungai Wonorejo hari ini (3/10). Sungai yang bermuara di Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya) itu tercemar demikian parah. Air menghitam dan bau busuk. Sungai pun dangkal karena sedimentasi yang tidak teratasi.
Kondisi itu dilihat langsung MA. Sabtu (3/10), ia berkeliling Sungai Wonorejo hingga bibir pantai menggunakan perahu kecil. Ditemani istrinya dan sejumlah anggota timnya, MA melihat langsung betapa mendesaknya revitalisasi sungai dan kawasan tersebut.
Baca Juga : Dewan Soroti Pencemaran Limbah Industri di Sungai Gude Ploso Jombang
”Kondisi Sungai Wonorejo ini begitu memprihatinkan,” kata MA. ”Secara kasat mata, kita bisa melihat betapa tingginya pencemaran di sini. Baunya juga tidak enak,” lanjutnya.
MA menegaskan, secepatnya kondisi itu harus ditangani. Jika tidak, maka akan berdampak pada biota sungai maupun kawasan laut yang menjadi muara sungai. Ikan tidak akan hidup dengan baik. Dan itu akan berpengaruh pada warga yang menggantungkan hidup dari sana. Baik nelayan, petambak, maupun warga lain yang mencari nafkah dari sana.
”Jika air tercemar, maka ikan tidak akan bisa hidup. Akibatnya, nelayan harus mencari ikan lebih jauh ke tengah laut, ini tentu saja memberatkan nelayan, dari segi biaya maupun risiko lainnya,” papar MA.
Air yang tercemar juga akan membuat repot para petambak yang ada di kawasan Pamurbaya. Sebab, mereka mengandalkan air dari kawasan pantai untuk tambak mereka. Pembibitan sulit dilakukan, pun demikian halnya dengan pembiakan ikannya.
Pun demikian halnya dengan sedimentasi. Endapan lumpur yang tidak dikeruk membuat sungai dangkal. Akibatnya, ekosistem air yang ada di sana tidak bisa berjalan dengan semestinya.
Baca Juga : Entaskan Sisa 73 Hektare Lahan Kumuh, Wali Kota Sutiaji Andalkan Sistem Kolaborasi
”Saya sudah berdiskusi dengan warga di sini. Mulai petambak, nelayan, maupun mereka yang menjadi korban areal konservasi yang dikelola tidak memperhatikan warga...