Usulkan Bapaslon ke DPP, Gerindra Siap Usung Calon Sendiri di Pilbup Blitar
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Yunan Helmy
10 - Aug - 2020, 07:53
Sempat digadang-gadang bakal berkoalisi dengan PDIP mengusung calon petahana di Pilbup Kabupaten Blitar 2020, Partai Gerindra membuat kejutan dengan berancang-ancang mengusung calon sendiri.
Dikatakan Sekretaris DPC Partai Gerindra Kabupaten Blitar Sugianto, sudah ada beberapa bakal pasangan calon (bapaslon) yang diusulkan kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra. Saat ini pihaknya tinggal menunggu rekomendasi dari DPP turun.
Baca Juga : PDIP Usung Whisnu Sakti dan Dyah Katarina di Pilwali Surabaya
“Kami terus berkomunikasi dengan DPP. Karena tidak dapat memberangkatkan sendiri, maka kita harus berkoalisi. Kami pastikan sudah membentuk koalisi dengan sejumlah partai," ungkap Sugianto, Senin (10/8/2020).
Sugianto menyebut pihaknya bersama partai koalisi sudah membuat simulasi untuk menentukan pasangan calon bupati maupun wakil bupati yang diusulkan ke DPP. Adapun partai yang dipastikam berkoalisi yakni Gerindra, PKB, PPP, dan PKS. Untuk Demokrat dan PAN, belum ada titik temu. “Koalisi sudah pasti. Kami tinggal menentukan pasanganya,” ucapnya.
Lebih dalam dia menyampaikan, beberapa pasangan calon yang diusulkan ke DPP di antaranya Sugianto-Niko Bagus dan Mak Rini-Abdul Munib.
“Mas Niko sudah menyampaikan komitmen. Bila nanti dia mendapat rekomendasi dari Gerindra, maka dia akan all out membesarkan partai Gerindra. Artinya, siap menjadi kader Gerindra," ujar Sugianto.
Terkait dengan partai koalisi, lanjut Sugianto, saat ini pembicaraan intens tengah dilakukan Gerindra bersama PKB. Pihaknya memaklumi dan memahami bahwa PKB mempunyai jumlah kursi lebih besar. Sehingga jika posisi calon bupati diminta PKB, pihaknya akan menyodorkan nama sebagai wakil bupati.
Baca Juga : DPC Partai Gerindra Banyuwangi Usulkan Prabowo Jadi Capres
“Untuk saat ini, sementara kami meyakinkan kepada pusat untuk berdiri sendiri. Agar apa, ya agar supaya demokrasi di Kabupaten Blitar hidup. Selain itu, supaya masyarakat tidak dipaksa memilih yang bukan pilihan. Karena kalau hanya satu paslon, sama dengan pemaksaan...