Viral Buang Sayur ke Sungai, Berikut Alasan Pedagang Sayur

Reporter

Tubagus Achmad

Editor

A Yahya

16 - May - 2020, 05:05

Suwandi Winarno (40) salah satu pedagang sayur di Pasar Sayur Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang yang alami kerugian jutaan rupiah akibat pandemi Covid-19 ini, Jumat (15/5/2020).

Membagikan barang dagangan dan membuangnya ke sungai menjadi pilihan sejumlah pedagang sayur di Pasar Sayur Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Hal itu dilakukian karena mereka merugi, dagannya tidak laku. Jumlah kerugiannya jutaan rupiah. 

Hal itu sebagaimana disampaikan Suwandi Winarno (40) selaku pedagang sayur dan juga Humas Paguyuban Bakul Kulup, Pasar Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang saat dihubungi MalangTIMES.

WInarno mengungkapkan bahwa dirinya beserta rekan-rekannya mengalami kerugian yang cukup banyak hingga jutaan rupiah akibat pandemi Covid-19 yang sedang mewabah di Indonesia.

"Mboten enten sing pajeng gara-gara Corona niki (tidak ada yang laku, akibat corona ini)," ucap Winarno saat dikonfirmasi pewarta, Jumat (15/5/2020).

Winarno juga mengungkapkan bahwa jika pada kondisi normal, dirinya dengan pedagang yang bisa meraup pendapatan hingga jutaan rupiah. 

"Lek awis nggeh tiyang setunggal niku minim nggeh 3 - 3,5 juta niku. Tapi lek mboten awis ngeten niki setunggal juta (Kalau lagi mahal orang pedagang satu minimal Rp 3 - Rp 3,5 juta. Tapi kalau lagi murah yang cuma satu juta)," ungkapnya.

Lebih lanjut Winarno juga menuturkan bahwa sayur-sayur yang dijual pasarnya menyasar area Malang Raya dan daerah Surabaya. Dengan kondisi pandemi Covid-19, permintaan sayur menurun tajam. Sampai-sampai Winarno sendiri heran, apa masyarakat sekarang ini sudah tidak mengonsumsi sayur.

"Nggeh bendinten mbetoh mawon tapi kedik. Tiyang suroboyo e mbetoh pikep mboten full, mboten katah. Mbetoh e ten ten gadang kedik. Nggeh mboten nedo nek e, kirangan nedho prongkalan nek e. (Ya setiap hari ada yang beli tapi sedikit. Orang surabaya bawa mobil pick-up ngambilnya nggak penuh dan nggak banyak. Orang gadang ngambilnya sedikit. Nggak makan (sayur) paling, makan prongkalan," keluhnya saat dikonfirmasi pewarta.

Winarno mengungkapkan bahwa kondisi yang dialami seperti ini dengan pendapatan yang berkurang secara drastis akibat pandemi Covid-19 sudah hampir satu bulan kebelakang. Dengan kondisi seperti sekarang ini, Winarno pun harus tekor untuk membayar upah para buruh angkut sayur yang berada di sawah.

"Lek murah ngeten niki nggeh tekor, didamel mburuhi sing nyambut damel niku. Damel sing njabut ten sabin tok mawon mboten cekap (Kalau murah begini ya tekor, dibuat membayar yang kerja itu. Untuj bayar yang mengangkut sayur di sawah aja nggak cukup)," ungkapnya.

"Buruhan e tiyang jaler nggeh 50 ribu, lek tiyang wedok 35 per uwong, bendinten (Bayarannya orang laki-laki 50 ribu kalau perempuan 35 ribu per orang per hari)," imbuhnya.

Untuk diketahui, di Pasar Sayur Kedungrejo tersebut tercatat total lebih dari 400 pedagang yang menjajakan sayurnya. Dengan memiliki beberapa paguyuban di dalamnya. Salah satunya Paguyuban Bakul Kulup Pasar Kedungrejo yang di mana Winarno termasuk di dalamnya...

Baca Selengkapnya




Topik

Ekonomi, malang berita-malang berita-hari-ini pandemi-covid19 Video-viral video-tukang-sayur Buang-Sayur-ke-Sungai Suwandi-Winarno warga-pakis-malang,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette