
Sejak sunyi mengawini mata mimpi, sejak itulah detak waktu serupa kunang-kunang yang tersesat jalan pulang.
Minggu menanggalkan kemeja putihnya. Diusapnya peluh yang berjatuhan serupa gerimis malas dari wajah dan tubuhnya. Ada sekilas senyuman, saat Minggu menatap hasil kerjanya hari ini.
Sepasang angsa berwarna putih mengambang, tenang, di alun air danau yang tak
Kami berdandan dan mengenakan busana paling cemerlang. Sebelum kemenyan dibakar dan tetabuhan mengalir. Menuju sesuatu yang sering membuat kita menggigil dan tak pernah dipahami setiap yang masih berjalan di atas tanah.
End of content
No more pages to load