
*dd nana</p><p>Tangisan meledak saat isak tak lagi setegar batu karang. Di pojok kamar dengan aroma arang yang kehilangan nyala, aksara kisut.</p><p>Pipinya serupa daun sekarat, gosong oleh peristiwa dan menanti maut. Sebelum jemari waktu mengelusnya ...
Sejak sunyi mengawini mata mimpi, sejak itulah detak waktu serupa kunang-kunang yang tersesat jalan pulang.
Minggu menanggalkan kemeja putihnya. Diusapnya peluh yang berjatuhan serupa gerimis malas dari wajah dan tubuhnya. Ada sekilas senyuman, saat Minggu menatap hasil kerjanya hari ini.
Sepasang angsa berwarna putih mengambang, tenang, di alun air danau yang tak
End of content
No more pages to load