JATIMTIMES - Salah satu hewan dengan pengalaman metamorfosis sempurna adalah undur-undur. Hewan ini diawali dari telur, larva kepompong dan dewasa. Cikal bakal kehidupan undur-undur bermula ketika sepasang jantan dan betina melakukan perkawinan.
Perkawinan itu dimulai ketika sepasang undur-undur hinggap di pohon. Kemudian melakukan ovulasi dengan cara saling melekatkan ujung abdomennya selama dua jam. Selanjutnya undur-undur betina yang telah dibuahi sel telurnya akan pergi mencari tempat untuk bertelur.
Baca Juga : Cegah Kecelakaan, Puluhan Relawan Dikerahkan Jaga Perlintasan KA Sebidang di Banyuwangi
Fase pertama kehidupan dimulai ketika betina meletakkan telurnya di dalam tanah berpasir dengan cara mengetuk-ngetuk abdomennya ke dalam tanah dan mengeluarkan telur-telurnya.
Dalam sekali bertelur, undur-undur betina dapat mengeluarkan hingga 20 butir telur. Untuk menjaga telurnya dalam kondisi yang baik undur-undur betina akan memilih pasir yang bersuhu hangat.
Selanjutnya telur undur-undur akan menetas menjadi larva yang bertubuh gempal, pipih, berkaki 6 dan memiliki sepasang taring panjang di kepalanya. Hal tersebut menjadi fase kedua dari rangkaian kehidupan undur-undur. Pada fase ini undur-undur mendapatkan julukan antlion, yang secara harfiah diartikan sebagai semut singa.
Mayoritas orang mengenal undur-undur hanya dalam fase pertama dan kedua. Padahal fase di atas hanyalah fase sebagian dalam kehidupan undur-undur.
Penyematan nama undur-undur berawal dari fase berikutnya. Yakni hewan ini kerap berjalan mundur ketika menggali sarang jebakan pada tanah. Memang mayoritas spesial larva undur-undur akan membuat jebakan di tanah dengan cara bergerak seperti mata bor memakai tubuhnya. Mereka mulai menggali dengan gerakan spiral hingga akhirnya berbentuk sarang jebakan yang berbentuk seperti corong.
Larva undur-undur terkenal sebagai pemangsa yang sangat ganas karena ia memakan hampir segala jenis artropoda kecil. Ia berburu secara pasif dengan cara membuat sarang jebakan berbentuk corong, lalu bersembunyi di tengahnya sambil menunggu adanya mangsa yang terperosok masuk ke dalam perangkapnya.
Ketika ada mangsa terjebak masuk ke dalam perangkapnya, namun masih bisa bergerak naik, dengan sigap larva undur-undur akan melempari mangsanya dengan butiran pasir agar tergelincir. Larva undur-undur mengetahui kehadiran korbannya dengan cara merasakan getaran dari gerakan korbannya.
Larva undur-undur juga memiliki sepasang rahang tajam yang di ujungnya terdapat lubang untuk memasukkan racun ke dalam tubuh mangsanya, untuk kemudian mulai mengisap cairan tubuhnya.
Uniknya, larva undur-undur tidak memiliki anus. Sehingga ampas sisa metabolisme tubuhnya akan disimpan dan baru dikeluarkan ketika mereka sudah menjadi undur-undur dewasa.
Fase selanjutnya dalam kehidupan undur-undur adalah fase kepompong atau pupa. Kepompong undur-undur berupa kumpulan butiran pasir di sekitarnya yang disatukan dengan sutra dari kelenjar di abdomennya.
Kepompong ini biasanya terkubur hingga beberapa sentimeter di dalam tanah. Pada fase kepompong, terjadi perubahan bentuk di dalamnya. Dan setelah sekitar satu bulan undur-undur dewasa akan keluar dan mulai menunggu sayapnya kering, sebelum akhirnya mereka terbang untuk mencari pasangan.
Baca Juga : Mengapa Jasa Penulisan Artikel dari optimaise.co.id Milik Deric Santoso Adalah Kunci Sukses Bisnis Anda
Undur-undur dewasa rata-rata berusia antara 20 hingga 25 hari. Sementara sebagian dari mereka juga diketahui bisa hidup hingga usia 45 hari. Undur-undur dewasa jarang terlihat di alam liar, karena mereka aktif keluar di sore hari dan bisa terlihat bergerombol di malam hari, saat sedang mencari pasangan kawin.
Makanan undur-undur dewasa lebih bervariasi. Sebagian spesies hidup dengan memakan nektar dari bunga. Sementara beberapa spesies lainnya lainnya hidup dengan memakan antropoda kecil, seperti halnya larva undur-undur.
Undur-undur dewasa dianggap sebagai gangguan bagi manusia. Sebab, jika hinggap pada seseorang, mereka bisa memberikan gigitan yang cukup mematikan walaupun tidak sampai membahayakan.
Undur-undur dewasa dikenal mirip dengan bentuk capung. Namun kedua jenis hewan tersebut berbeda. Salah satu pakar entomologi dari Fakultas Biologi UGM Hari Purwanto menyebut undur-undur dan capung adalah dua serangga yang berbeda.
Bahkan kedua jenis serangga itu digolongkan ke dalam ordo yang berbeda. Hanya, saat undur-undur dewasa, memiliki sayap dan bentuk yang menyerupai capung jarum (damselfly).
Namun, kata Hari, meski mirip dengan capung jarum, undur-undur dewasa tetaplah dinamakan undur-undur. Perbedaan kedua jenis serangga ini bisa dilihat dari antenanya.
Menurut Hari, antena pada undur-undur dewasa atau antlion lebih panjang dengan ujung yang menggembung seperti gada. Sedangkan capung jarum atau damslefly memiliki antena lebih pendek dan lurus seperti tongkat.
Selain antena, kedua jenis serangga ini juga memiliki habitat yang berbeda. Nimfa (bentuk serangga muda) capung dan capung jarum hidup di air. Sedangkan undur-undur hidup di darat.