JATIMTIMES - TPA Tempat Pembuangan Akhir) Supit Urang Kota Malang dalam sehari bisa mengurai sampah hingga 18,5 ton per hari. Rinciannya, 15 ton kurang lebih sampah akan diurai menjadi kompos dan 3,5 ton akan dipilah menjadi sampah yang bisa digunakan lagi seperti plastik hingga alumunium.
DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Kota Malang melalui Kooordinator Umum TPA Supit Urang Muh. Zaenuri mengatakan bahwa dalam sehari sampah yang masuk ke sistem sorting itu ada sekitar 35 ton. Namun puluhan ton itu hasil dari 500 ton sampah yang dihasilkan masyarakat.
Baca Juga : Pengolahan Sampah di TPA Supit Urang Kota Malang Makin Modern dan Ramah Lingkungan
“Sebanyak 35 ton itu nggak semua Mas. Kalau setiap harinya itu 500 ton sampah sekitaran segitu. Yang masuk ke kami 35 ton itu karena keterbatasan SDM. Jadi, nggak semua kami sorting.” tutur Zaenuri.
Sampah sisa hasil sorting atau sampah residu itu kemudian dibawa ke sanitary landfill. Lalu, sebelum dibuang ke TPA Supit Urang, setiap truk ditimbang lagi.
“Ya tujuannya adalah apakah ketika disorting itu beratnya berkurang begitu. Jadi, ditimbang lagi. Dan yang dibuang ke TPA Supit Urang itu jadi hanya sampah yang sudah nggak bisa digunakan lagi,” kata Zaenuri.
Sanitary landfill sendiri adalah cara kedua yang menjadikan TPA Supit Urang ramah lingkungan. Sanitary landfill yang memakan 4,5 hektare di TPA Supit Urang ini membuat sampah yang ditimbun di TPA Supit Urang tidak merusak tanah dan air tanah.
Seperti diketahui, di sekitar TPA Supit Urang banyak warga yang masih memanfaatkan air tanah melalui sumur. Dengan adanya sanitary landfill, Zaenuri menegaskan bahwa sumur pada permukiman warga tidak ada yang terkontaminasi sampah.
“Jadi, sanitary landfill ini mengantisipasi adanya air lindi sampah yang masuk tanah,” ucap Zaenuri.
Di TPA Supit Urang tepatnya yang menggunakan sanitary landfill, alas untuk membuang sampah dilapisi terpal hingga batu koral. Alhasil, timbunan sampah tidak akan bersentuan langsung dengan tanah dan tidak akan merusak air tanah.
Baca Juga : Polres Pamekasan Sediakan Layanan Ojek Gratis bagi Calon Jamaah Haji
Tak hanya itu. Pipa air lindi dan pipa gas metan juga terdapat di sanitary landfill. Hal ini bertujuan mengumpulkan air lindi dan gas metan yang dihasilkan dari sampah yang ditimbun.
Air lindi sampah itu pun dikelola melalui leachete treatment plan (LTP) yang berada di TPA Supit Urang. “Diolah di LTP. Dan hasilnya limbah air sampah itu hingga nantinya dibuang ke sungai jadi aman. Tidak bau dan tidak mematikan ekosistem hewan di sungai. Banyak di sini warga yang ternak ikan di sungai ikannya tidak mati,” kata Zaenuri.
Tak hanya itu. Air lindi sampah yang mengalir langsung ke pipa. Hal itu yang membuat timbunan sampah di TPA Supit Urang tidak bau menyengat lagi.
“Warga pun sekarang jarang bau sampah. Kalau dulu ya baunya menyengat. Sekarang ini baunya berkurang karena selain sanitary landfill, kan sebelumnya juga disortir. Sampah organik sudah disisihkan juga,” tutup Zaenuri.