JATIMTIMES - Pemilik Smart Hotel, Jemmy terlihat pasrah saat tempat usahanya dilakukan penutupan sementara oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Malang pada Senin (22/5/2023) siang. Hotel ini berada di RW 8 Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru.
Dirinya pun nampak mendampingi petugas saat kamar demi kamar di hotelnya diperiksa. Yakni untuk memastikan bahwa tidak ada tamu yang menginap di hotelnya sebelum resmi dilakukan penutupan sementara.
Baca Juga : Besok, Diskominfo Kabupaten Malang Gelar Kohar Sapa Desa di Srigonco: Dukung Pengembangan Wisata
"Kami (Smart Hotel) taat dengan keputusan Pemerintah Kota Malang. Kami tidak akan ada pembangkangan. Saya pribadi juga menyadari harus mengikuti peraturan jadi taat kepada pemerintah sesuai UU yang berlaku," ujar Jemmy, Senin (22/5/2023).
Dirinya pun saat ini belum dapat memastikan bagaimana masa depan tempat usahanya tersebut. Ia masih akan menunggu keputusan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terkait keberlangsungan hotelnya.
"Terkait usaha ini nanti bagaimana, ya kami menunggu keputusan dari Pemkot dalam hal ini dinas perizinan," imbuh Jemmy.
Dalam hal ini, dirinya juga mengaku bahwa kepentingan masyarakat juga perlu untuk diperhatikan. Pasalnya, keberadaan hotelnya itu juga berada di tengah-tengah pemukiman masyarakat.
"kami ingin berdampingan dan taat juga kepada masyarakat agar tidak ada kegiatan yang mengganggu norma agama dan kemasyarakatan yang berlaku," terang Jemmy.
Penutupan hotel itu merupakan buntut protes warga yang keberatan atas keberadaan dua hotel itu. Apalagi, juga telah beberapa kali ditemukan adanya praktik prostitusi.
Baca Juga : Rektor UIN Maliki Malang Hadiri Gala Dinner PWN-PTK 2023
Menanggapi hal tersebut, dirinya pun mengaku tak kecewa. Dirinya menganggap bahwa hal itu merupakan bagian dari instropeksi atas kemungkinan kesalahan yang ia lakukan selama menjalankan bisnisnya di tengah-tengah masyarakat.
"Intinya mengakui ada kesalahan dari pihak kami. Ya mungkin kurang pendekatan dengan warga dan saya mengakui kalau kurang sowan ke tokoh-tokoh masyarakat sekitar, mungkin kurang ngobrol sama RT RW," terang Jemmy.
Namun demikian, dengan penutupan tersebut dirinya pun mengaku cukup berat hati. Apalagi hal tersebut juga memaksanya untuk merumahkan 6 orang pegawainya.
"Kalau rugi sudah tentu, utamanya kan karyawan karena dirumahkan, kalau terlalu lama kan kasian. Karena mereka kan punya keluarga, ada cicilan, dan sebagainya," pungkas Jemmy.