JATIMTIMES - SAN (29) adalah sosok wanita yang menipu ratusan orang yang didominasi mahasiswa IPB. Nilai utang yang diakibatkan oleh ulah SAN cukup beragam. Para korban juga terus diteror oleh debt collector.
Hal tersebut membuat para orang tua korban merasa khawatir dan resah. Salah satu orang tua korban, yaitu L bercerita anaknya juga menjadi korban penipuan oleh SAN.
Baca Juga : Bullying Siswa SMP Plus Baiturrahman Diviralkan, Diduga Teman dan Sekolah Diam Tak Merespon
Sejak ditipu oleh SAN, ibu tersebut bercerita mengenai anaknya yang selalu ketakitan karena ditagih dan diteror oleh debt collector. Hal itu diungkap L orang tua korban saat melengkapi berkas aduan di Mako Polresta Bogor Kota, Jumat (18/11/2022).
"Anak saya merasa tertekan. Dia jadi ga fokus belajar. Selama ini juga dia merasa takut," kata L.
L mengatakan anaknya tertekan dan menjadi tidak fokus belajar lantaran selalu diteror oleh debt collector.
"Nah, dia lagi belajar terus ada tuh masuk WA atau telpon dari debt colector yang nagih pinjolnya. Itu sering banget. Makanya merasa tertekan dan keganggu belajarnya," ungkapnya.
Pada awalnya, L mengaku tidak tahu jika anaknya juga menjadi korban SAN. Anaknya mulai bercerita padanya saat sudah tertekan dan tidak sanggup menanggung semuanya sendiri.
"Awalnya ya seperti itu. Masuk tagihan dari aplikasi. Nah, baru disitu anak saya cerita. Taunya dia juga korban dari SAN," tambahnya.
Lalu L mengungkap anaknya harus membayar Rp11 juta rupiah pada aplikasi pinjol itu. Namun dirinya menegaskan tidak akan membayar lantaran anaknya adalah korban SAN.
"Nilai angsuran yang harus dibayar anak saya itu 11 juta. Tapi, saya gaakan keluarkan itu. Toh anak saya juga korban kan," katanya.
L mengatakan anaknya dijanjikan mendapatkan keuntungan 10%. L lalu mengungkap bahwa anaknya sudah tiga kali anaknya mendapat persentase itu dengan nilai Rp 50 ribu.
"Tiga kali ya anak saya dapatnya. Itu nilainya 50.000. Setelah itu ga dapat dapat lagi," tambah dia.
Sementara orang tua korban yang lainnya juga bercerita mengalami teror puluhan kali dari debt collector.
"Kebetulan saya tidak mendapatkan, mungkin hanya telpon yang sehari bisa 30 kali ke semua anggota keluarga, saya 30 kali, dan chat juga tagihan sampai 30 kali juga lah, intinya puluhan kali," kata DA.
Teror tersebut menurut DA sangat mengganggu ketenangan keluarganya.
Baca Juga : Anak Kombes Terlibat Aksi Pemukulan pada Remaja, Polisi Bakal Usut Tuntas
"Sangat mengganggu. Apalagi kan suami saya kerja, di kantor juga ditelponin, itu mengganggu," ungkapnya.
Lalu DA mengungkap total angsuran yang harus dibayar oleh anaknya.
"Kalau anak saya Rp 6 juta, ada yang Rp 20 juta juga," katanya.
Pada kesempatan yang berbeda, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Rizka Fadhila mengatakan kasus ini sudah masuk ke tahap penyidikan.
"Saat ini LP tahap penyelidikan namun melihat pemeriksaan saksi-saksi dan alat bukti yang telah dikumpulkan oleh penyidik untuk penanganan di Polresta Bogor kota akan naik ke tahap penyidikan," kata Rizka.
Meski sudah masuk dalam tahap penyelidikan, Rizka mengatakan pihaknya tetap membuka posko aduan bagi para korban.
"Terkait dengan posko nanti kami akan menyiapkan posko bagi korban-korban yang merasa bahwa dirinya menjadi korban penipuan dapat melaporkan posko yang akan disiapkan di lantai 1 di gedung Satreskrim," tambahnya.
Sebagai informasi, SAN telah ditangkap oleh pihak kepolisian di Perumahan Kebun Raya Residence, Ciomas, Kabupaten Bogor, pada Kamis (17/11) dini hari.
Saat ditangkap, SAN tidak melakukan perlawanan sama sekali. Menurut pengakuan tersangka, pelaku menilap uang para mahasiswa di Bogor untuk menutupi sejumlah utang.