JATIMTIMES - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi membuat pengrajin tahu di Kediri, Jawa Timur pusing tujuh keliling.
Sebab dengan kenaikan harga BBM bersubsidi itu memicu naiknya harga kedelai yang kian mahal.
Baca Juga : Sebut Pertamina Kepanjangan dari Pertahun Minyak Naik, Pelawak Bagio Tuai Pujian Warganet
Bahruddin, pengrajin tahu asal Desa Melati, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri mengeluhkan kenaikan harga BBM bersubsidi yang terjadi semenjak seminggu lalu. Sebab hal itu memicu naiknya harga kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu yang dinilai kian mahal.
Bahruddin menyebut, setelah harga BBM dinaikkan, membuat harga kedelai saat ini tembus di angka Rp 13.000 per kilogram. Sebelumnya, harga kedelai masih berada dikisaran harga Rp 11.700 per kilogram.
Padahal, dengan harga kedelai yang berada di angka Rp. 11.700 per kilogram, membuat Bahruddin mengalami penurunan penjualan hingga 50 persen. Harga jual Rp 3.500 per biji tahu itu dinilai menjadi pengaruh besar terhadap minat masyarakat untuk membeli tahu dalam jumlah banyak.
Apalagi dengan situasi harga kedelai yang saat ini tembus di angka Rp 13.000 per kilogram, dirinya tak berani untuk menaikkan harga jual tahu, dan memilih untuk mengurangi ukuran.
"Dengan harga kedelai Rp 11.700 saja kami sudah menjual tahu seharga Rp 3.500 per biji. Nah dengan harga segitu omset kami menurun drastis. Kalau harga segitu mau kami naikkan lagi jelas konsumen tidak mau untuk membeli tahu," ujarnya.
Baca Juga : Amalkan Ini untuk Meringankan Siksa Kubur
Dengan kondisi yang kian tak menguntungkan, Bahruddin pun hanya bisa berharap kepada pemerintah untuk melihat kondisi pengrajin tahu secara langsung, agar pemerintah dapat memberikan solusi yang tepat terhadap para pengrajin tahu.
"Harapannya pemerintah segera mencari solusi bagi kami. Mengingat kami tak ingin sampai tutup produksi. Saya juga kasian dengan karyawan saya bila sampai benar-benar harus tutup produksi," ungkapnya.