Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Politik

=hrap konfirm soal kahmi= 3 Calon Rektor UB telah Terpilih, Ini Nama-namanya

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : A Yahya

21 - Apr - 2022, 13:31

Placeholder
Hasil pemungutan suara pemilihan calon Rektor UB (Ist)

JATIMTIMES - Pemilihan Rektor (Pilrek) Universitas Brawijaya (UB) telah mengerucut menjadi tiga Calon Rektor UB. Ketiga nama yang dipilih oleh Senat Akademik Universitas (SAU) menjadi calon rektor Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, MP; Prof. Dr. Unti Ludigdo, S.E., M.Si.,Ak dan Prof. Widodo, S.Si.,M.Si.,Ph.D.Med.Sc.

Hasil pemungutan suara dari 91 Senat yang hadir, Prof. Dr. Ir. Imam Santoso unggul dengan jumlah 29 suara. Disusul Prof. Dr. Unti Ludigdo, S.E., M.Si.,Ak dengan 27 suara dan Prof. Widodo, S.Si.,M.Si.,Ph.D.Med.Sc dengan 19 suara. "Untuk Prof Candra memperoleh 8 suara, Prof Marjono 4 suara dan Andy Fefta 3 suara," jelasnya, Kamis (21/4/2022).

Baca Juga : Dukung Program Vaksinasi Booster, Pasangan Calon Pengantin Langsung Disuntik Usai Bimbingan

Dijelaskannya, Anggota SAU UB terdapat 93 orang. Namun salam pemilihan Calon Rektor UB kali ini, anggota SAU UB yang hadir hanya 91 orang. Dua anggota SAU UB berhalangan untuk hadir. 

"Dua orang anggota sedang menunaikan ibadah, sehingga tidak bisa memberikan suaranya. Untuk memberikan suara harus hadir," tuturnya.

Sementara itu, juga terdapat satu suara yang tidak sah. Hal ini lantaran satu suara tersebut memilih ketiga calon. Untuk tahapan selanjutnya, tiga calon tersebut kemudian akan ditetapkan dan selanjutnya dikirimkan ke Majelis Wali Amanah (MWA) untuk dipilih siapa Rektor UB yang terpilih.

"Alhamdulillah tidak ada protes, karena semua kita lakukan sesuai prosedur. Hasil pemungutan suara ya itu lah yang jadi keputusan bersama,"jelasnya.

Dari enam bakal calon tersebut, kini telah terjaring oleh SAU UB tiga Calon Rektor UB. Tiga calon tersebut selanjutnya akan diserahkan ke MWA pada 21 Meri 2022.

Terlepas dari tiga calon yang terpilih, analisa Jatimtimes benar. KAHMI telah menguasai dekanat hingga SAU, dalam upaya meloloskan tiga besar calon dari KAHMI.  

Terlebih lagi, banyak dari elemen KAHMI yang mendominasi. Kemudian, berdasarkan informasi, Calon Rektor, yakni Prof Imam dijagokan oleh KAHMI. 4 nama diajukan KAHMI. 3 besar yang diajukan ke MWA juga berasal dari KAHMI. 

Sedangkan dua calon lainnya adalah Prof. Candra Fajri Ananda SE, Msc, PhD dari unsur independen dan Prof. Dr. Marjono MPhil dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). 2 nama ini dikondisikan agar tidak bisa maju ketiga besar dan pengondisiannya sudah sejak dari awal.

Dia menjelaskan, salah satu pengondisian yang dilakukannya adalah menetapkan anggota senat universitas tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sehingga muncullah apa yang dinamakan dengan Legal Opinion yang menyatakan bahwa senat UB saat ini adalah ilegal atau tidak sah secara hukum. 

"Kalau saya melihat dari tata bahasanya, data, serta dasar hukum, sepertinya yang membuat legal opinion tersebut adalah orang-orang yang paham dan sangat kompeten di bidang hukum," tutur salah satu profesor yang enggan disebutkan namanya.

Karena senat diangkat dengan cara tidak sah secara hukum, maka produk hukumnya juga tidak sah. Salah satu produk hukum dari senat adalah pengangkatan nama-nama di MWA. "Sebenarnya, jika senat sudah diangkat dengan cara melanggar hukum, maka semua produk hukum senat dan turunannya juga tidak sah, termasuk pengangkatan MWA," terangnya.

Dia lantas menjelaskan, pengondisian untuk memuluskan suksesi rektor ini sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari dan sudah sangat ditata secara sistematis. Dimulai dari pengondisian agar dekan-dekan di UB diduduki oleh orang-orang KAHMI. Kalaupun bukan orang KAHMI yang jadi dekan, maka yang dikondisikan untuk menjabat adalah orang yang mau bersinergi dengan KAHMI," papar dia.

Baca Juga : Respons Polemik Reog Ponorogo, KSP Gelar Rakor

Dengan pengondisian sejak awal, maka posisi rektor yang saat ini dijabat Prof. Nuhfil Hanani, akan digantikan oleh orang KAHMI. Untuk diketahui, Nuhfil sendiri juga merupakan elemen dari KAHMI.

Bukan hanya jajaran SAU, domina KAHMI sampai menguasai Dekanat. Beberapa dekan yang dikuasai KAHMI di antaranya adalah dekan Fakultas MIPA, fakultas pertanian, vokasi, fakultas ilmu administrasi, gakultas hukum, fakultas perikanan, fakultas ekonomi dan bisnis, fakultas  teknologi pertanian, fakultas kedokteran.

"Selain jabatan dekan, jabatan wakil dekan juga dikuasai. Seperti di fakultas saya ini, dua wakil dekan dari unsur KAHMI. Bukan hanya dekan, jabatan lainnya juga dikuasai KAHMI. Bahkan yang ngurus kantin juga dari KAHMI," lanjutnya.

Dia juga menambahkan, setelah menguasai dekanat, maka pengondisian selanjutnya adalah memilih senat akademis fakultas. Ada enam anggota SAU di tiap fakultas. Tiga anggota di antaranya dijabat oleh dekan, ketua senat fakultas, dan perwakilan dosen non guru besar. Sedangkan tiga anggota SAU lainnya dipilih. 

Pada saat pemilihan tiga nama SAU ini ada cara-cara yang dianggap tidak baik. Yakni setiap guru besar berhak memilih tiga nama. "Seharusnya satu orang hanya berhak memilih satu nama. Sempat menuai protes, namun karena dikondisikan sedemikian rupa, maka akhirnya ditetapkan bahwa satu orang bisa pilih tiga nama. Dengan cara seperti itu, maka anggota SAU fakultas kini juga dikuasai KAHMI," terang dia.

Tak berhenti di sini, KAHMI juga mengondisikan agar anggota MWA bisa dikuasainya. Dan pengkondisian ini rupanya berhasil sukses. Dari 17 anggota MWA, nyaris semuanya dikuasai orang-orang KAHMI. Hanya beberapa orang yang bukan jebolan KAHMI, di antaranya adalah Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim. Menteri pendidikan ini nantinya akan memiliki 35 persen suara. Sedangkan 16 anggota MWA lainnya mempunyai satu suara saja.

Untuk anggota MWA dari pemilihan SAU ada tujuh orang. Yakni Prof. Thohir Luth (FH), Prof. Iwan Triyuwono (FEB), Prof. Agus Suryono (FIA), Prof. Djalal Rosyidi (Fapet), Prof. Moh Saifur Rohman (FK), Prof. Muhaimin Rifa'i (FMIPA), dan Prof. Simon B. Widjanarko (FTP). "Mereka semua berasal dari KAHMI," tandasnya.

Untuk anggota MWA UB dari unsur tokoh Masyarakat, yaitu Prof. Muhajir Efendi, Prof. Mahfud MD, dan Ir. Zaenal Fatah. Sedangkan satu Anggota MWA dari unsur wakil dosen non profesor adalah  Andi Kurniawan, PhD. (FPIK). "Mereka juga dari KAHMI," sambung dia.

Anggota MWA lainnya adalah Rektor UB Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR, Ketua Senat UB  Prof. Dr. Ir. Ariffin, perwakilan alumni Prof. Ahmad Erani Yustika, S.E., M.Sc., Ph.D. Mereka ini juga alumni KAHMI. 


Topik

Politik



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

A Yahya