JATIMTIMES - Tak disangka, pulau terpadat di dunia ternyata ada di Indonesia loh. Ya, pulau tersebut berada di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bernama Pulau Bungin.
Pulau Bungin, merupakan suatu pulau di Indonesia timur yang memiliki penduduk lebih dari 5000 jiwa (BPS 2014) dengan luas tanah hanya 8,5 hektare.
Baca Juga : Galakkan Ekonomi Syariah, Jatim Hattrick Penghargaan di Anugerah Adinata Syariah
Sebagian besar warga di pulau itu adalah Suku Bajo yang berasal dari Sulawesi Selatan. Awal mulanya, Pulau Bungin hanya memiliki luas 4x10 meter.
Namun lama kelamaan menjadi luas karena tradisi masyarakat Bungin pada waktu itu untuk menimbun laut dengan batu-batu dan tanah untuk tempat tinggal mereka. Penduduk di Pulau Bungin mayoritas bekerja sebagai nelayan.
Warga Bungin memiliki ikatan yang erat dengan pulau yang mereka tinggali sehingga sangat jarang orang yang pergi merantau. Akibatnya, pertumbuhan penduduk di sini sangatlah pesat.
Bahkan, 1 rumah bisa dihuni oleh 2 sampai 3 kepala keluarga. Pulau ini tidak memiliki garis pantai dan juga tidak mempunyai lahan hijau.
Jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahun, membuat perluasan kawasan permukiman berdampak pada lingkungan. Masalah sanitasi dan sampah jadi persoalan di Pulau Bungin ini.
Jadi jangan heran jika hewan ternak di sana banyak memakan sampah. Mereka diketahui membangun rumah-rumah dari terumbu karang yang mati sebagai pondasi.
Saking padatnya, jika dilihat dari atas rumah penduduk seperti labirin raksasa dengan celah-celah sempit jalan setapak.
Pulau yang terletak di lepas pantai Pulau Sumbawa ini termasuk ke dalam daerah administratif Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Baca Juga : Maju Pilrek, Mantan Dekan FEB UB Usung Visi dan Misi Strategis Ini
Ternyata, pulau ini terhubung dengan sebuah jembatan dengan Sumbawa, dan jembatan itu dibangun pada 2015 lalu.
Untuk mencapai Pulau Bungin dari Sumbawa, ada 2 cara yaitu jalur darat dan jalur laut menggunakan kapal. Pulau ini berjarak sekitar 70 kilometer dari pusat pemerintahan Kecamatan Alas.
Sebagian besar warga yang tinggal di Pulau Bungin berasal dari Suku Bajo. Suku Bajo adalah suku nomaden yang tinggal di laut, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Filipina, Brunei Darussalam, dan Malaysia.
Selama ini, masyarakat Indonesia mengenal suku Bajo adalah salah satu suku yang berasal dari Sulawesi Selatan. Keturunan suku Bajo mulai mendiami pulau itu pada abad ke-19.
Mereka adalah keturunan dari Palema Mayu, salah satu anak Raja Selayar. Mereka sudah mendiami Pulau Bungin ini sejak lebih dari 200 lalu, sebelum Gunung Tambora di Sumbawa meletus tahun 1812.
Kala itu, Pulau Bungin hanya sebuah pulau kosong dengan pasir putih dan hanya ditumbuhi oleh pohon bakau. Bungin berarti gundukan pasir putih dalam bahasa Bajo.