Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Gubernur Khofifah Beri Apresiasi 1.000 Seniman dan 240 Juru Pelihara Cagar Budaya Jatim

Penulis : Marzuki - Editor : Redaksi

08 - Apr - 2022, 18:31

Placeholder

JATIMTIMES - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan apresiasi kepada 1.000 seniman dan 240 juru pelihara cagar budaya Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Jumat (8/4) pagi.

Apresiasi yang diberikan kepada 1.000 orang seniman ini berupa uang tunai masing-masing Rp 500.000, paket sembako, paket alat kesehatan dan uang transportasi sebesar Rp 250.000.

Rilis-Pemprov-13d011b31c9cc4e4e.jpg

Sementara untuk 240 juru pelihara cagar budaya diberikan apresiasi oleh Gubernur Khofifah masing-masing sebesar Rp 1.100.000, paket sembako, paket alat kesehatan, dan uang transportasi sebesar Rp 250.000.

Baca Juga : Orderan Parcel Ramadan 1443 H, Meningkat dari Tahun Sebelumnya

Apresiasi tersebut diberikan secara simbolis kepada 60 orang seniman dan diberikan secara simbolis kepada 20 orang juru pelihara cagar budaya.

Rilis-Pemprov-36f2dffe9f8780d40.jpg

Gubernur Khofifah menyampaikan apresiasi ini merupakan ungkapan terima kasih atas dedikasi dan loyalitas para seniman dan juru pelihara cagar budaya terhadap pelestarian dan pengembangan seni budaya di Jawa Timur.

Selama ini para seniman dan juru pelihara cagar budaya terus menjaga eksistensi kekayaan budaya warisan leluhur dan terus ada di tengah pesatnya arus modernisasi dan digitalisasi.

Rilis-Pemprov-4d56310794e5efd05.jpg

Selain itu, pemberian apresiasi ini adalah bentuk motivasi dan pendorong semangat agar terus berkarya dan meringankan beban seniman dan juru pelihara cagar budaya yang tentu sangat terdampak akibat pandemi Covid-19.

Pada kesempatan yang sama, orang nomor satu di Jatim itu pun mengajak semua pihak ikut merawat, menjaga dan melestarikan budaya dan cagar budaya. Karena dua hal tersebut adalah bagian kekayaan dan warisan leluhur yang harus terjaga eksistensinya.

Rilis-Pemprov-522b90ddeab043e17.jpg

"Ini wujud terima kasih dan apresiasi kami pada seluruh seniman dan juru pelihara cagar budaya yang telah menjaga dan merawat warisan seni budaya kita. Terkadang ini jadi bagian yang seringkali terlupakan bahwa cagar budaya kita harus dirawat dijaga dan dilestarikan karena banyak kearifan-kearifan yang ada di dalamnya," kata Gubernur Khofifah.

Menurut Khofifah,  perempuan pertama di Jatim ini menjelaskan bahwa pemberian apresiasi kepada seniman dan juru pelihara cagar budaya telah selaras dengan ajaran yang disampaikan oleh Sunan Drajat salah seorang penyebar agama Islam di Pulau Jawa.

Rilis-Pemprov-670d9259ad554166b.jpg

“Sunan Drajat mengajarkan agar kita bisa memberikan tongkat kepada orang yang buta (wenehono  tongkat marang wong kang wuto),  memberikan pakaian kepada yang tidak berbusana (wenehono sandang marang wong kang wudo), memberikan payung kepada orang yang kehujanan (wenehono payung marang wong kang keudanan)  dan memberikan makanan kepada orang yang lapar (wenehono pangan marang wong kang kaliren),” jelas Khofifah.

"Jadi kenapa tadi saya menyampaikan wejangan dari Sunan Drajat karena relevansinya di bulan Ramadan memang sangat kuat sekali. Kearifannya dalam sekali," imbuhnya.

Rilis-Pemprov-79c6482a5944e0542.jpg

Lebih lanjut Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa ajaran Sunan Drajat tersebut sesungguhnya harus dimaknai lebih luas, tidak cukup hanya memaknai secara harafiah saja. Seperti halnya, lanjut Khofifah, memaknai kata buta dengan ketidakmampuan melihat kebenaran, lalu memaknai kata payung dengan perlindungan, kesejahteraan dan keadilan.

"Ada nilai-nilai  kemanusiaan yang luar biasa yang diajarkan oleh Sunan Drajat," jelas Khofifah.

Rilis-Pemprov-9604417b4e58bc313.jpg

Oleh karena itu, Gubernur Khofifah menuturkan pemberian apresiasi kepada mereka  khususnya penjaga situs dan cagar budaya adalah bagian dari upaya menjaga dan melestarikan termasuk filosofi kehidupan untuk diteladani dan diamalkan seperti yang diberikan oleh Sunan Drajat. Terlebih saat ini bertepatan dengan Bulan Suci Ramadan 1443 H.

Baca Juga : Tidak Lagi Pakai IMB, Pemkot Kediri Berlakukan PBG untuk Perizinan Bangunan

"Selagi bulan Ramadan ada lipatan pahala yang luar biasa, bulan Ramadan juga disebut bulan yang banyak dianjurkan untuk memberi atau bulan yang dianjurkan untuk saling tolong-menolong, Berbagi dan bersedekah di bulan Ramadan tentu akan berlipat ganda pahalanya," tuturnya.

Rilis-Pemprov-1064b0317012f01eda.jpg

Perjuangkan Reog Ponorogo Diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Milik Ponorogo

Di kesempatan ini, secara khusus Gubernur Khofifah juga mengajak semua pihak untuk memberikan perhatian terhadap kebudayaan yang dimiliki. Hal tersebut saat ini nampak pada upaya Pemerintah Indonesia dan khususnya Kab. Ponorogo untuk mengajukan Reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda milik Kabupaten Ponorogo, milik Jawa Timur dan tentu milik Indonesia ke UNESCO. Namun ditengah upaya ini, ada negara tetangga yang juga sedang mengupayakan hal yang sama.

"Ini menjadi momentum sekaligus pengingat bagi pemerintah Indonesia dan Jawa Timur khususnya Bupati Ponorogo untuk menyiapkan dokumen-dokumen yang bisa memberikan penguatan kepada UNESCO bahwa reog memang adalah warisan budaya tak benda dari Ponorogo Jawa Timur Indonesia," ucapnya.

Rilis-Pemprov-117a37a04c14ad9b67.jpg

Sehingga Mantan Mensos RI menegaskan pentingnya pendokumentasian dan penelusuran sejarah untuk setiap warisan budaya yang dimiliki. Karena untuk mengakui hal tersebut sebagai bagian dari kekayaan kita diperlukan hal-hal administratif sebagai bukti autentik.

"Ini waktunya memang sangat pendek maksimalisasi untuk menyiapkan dokumen-dokumen yang terkait dari keabsahan bahwa Reog Ponorogo itu memang terlahir dari Ponorogo Jawa Timur Indonesia menjadi penting," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim Sinarto mengatakan persoalan pendokumentasian sejarah masih menjadi kelemahan.

Rilis-Pemprov-123e53478059fe0078.jpg

Sesuai arahan Gubernur Khofifah ia secara intensif melakukan koordinasi dengan Kabupaten Ponorogo untuk mencoba menerjemahkan beberapa persyaratan yang nantinya oleh Kemendikbud itu dipersyaratkan dalam rangka pemenuhan pengajuan reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia ke UNESCO.

"Seperti yang disampaikan oleh Gubernur, bahwa soal sejarah memang kita punya kelemahan, kadang-kadang telat menulis daripada perjalanan kebudayaan, Nah inilah yang harus diperhatikan dan menjadi lebih serius," pungkasnya.

Turut hadir Pj. Sekda Provinsi Jatim, Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim, Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jatim, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Karo Perekonomian Setda Provinsi Jatim, Karo Kesra Setda Provinsi Jatim. (*)


Topik

Pemerintahan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Marzuki

Editor

Redaksi