JATIMTIMES - Terkuak ternyata pernah ada penghuni yang tewas dalam kerangkeng di rumah Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin. Bahkan, korban tewas tersebut lebih dari 1 orang.
Temuan ini diungkap oleh LPSK. Disebutkan juga bahwa korban tewas diduga dianiaya. Fakta tersebut didapat berdasarkan keterangan dari pihak keluarga.
Baca Juga : Cerita Cak Thoriq Soal Jembatan Gantung Glagah Arum yang Eksotik
"Informasi yang kita dapatkan kemarin, dan sudah kita konfirmasi terhadap keluarga adanya korban tewas yang di tubuhnya terdapat tanda-tanda luka," kata Wakil Ketua LPSK RI Edwin Partogi Pasaribu.
Edwin mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi pada tahun 2019 lalu. Ia menyebut keluarga dihubungi karena korban dikatakan sakit asam lambung.
Pihak keluarga lalu mendatangi lokasi dan merasa curiga karena jenazah korban sudah dimandikan, dikafani, dan tinggal dikuburkan saja. Edwin mengatakan pihak keluarga saat itu langsung mengecek kondisi jenazah. Setelah dicek, mengejutkannya ditemukan sejumlah bekas luka.
"Mereka sempat membuka kafan terlihat di wajahnya bekas luka," ujar Edwin.
Edwin kemudian mengatakan pihaknya sudah memberikan informasi terkait hal ini kepada Polda Sumut. Terkait benar tidaknya informasi ini, akan diputuskan dari hasil pemeriksaan polisi.
Korban Tewas Lebih dari Satu
Komnas HAM juga menyampaikan hasil investigasi sementara soal kerangkeng di rumah Bupati Langkat. Komnas HAM mengatakan korban tewas di lokasi itu ternyata lebih dari satu.
"Yang meninggal lebih dari satu. Kami menelusuri dapat, Polda juga dapat dengan korban yang berbeda," kata komisioner Komnas HAM M Choirul Anam di Mapolda Sumut.
Ia menjelaskan bahwa 'penjara' yang dijadikan tempat rehabilitasi itu tidak memiliki izin. Terlebih ada penganiayaan di tempat tersebut.
Baca Juga : Mantan Mahasiswa Asal Jateng Ditangkap Polisi Tulungagung, Ini Kasusnya
"Faktanya, kita temukan yang terjadi rehabilitasi yang cara melakukan rehabilitasinya penuh dengan catatan-catatan kekerasan sampai hilangnya nyawa," ucap Anam.
Anam pun membenarkan soal pria yang terekam dengan wajah lebam di tempat itu. Ia menyebut pria itu merupakan korban dari penganiayaan.
Hal senada disampaikan oleh Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak. Panca mengatakan pihaknya juga mendapatkan informasi terkait korban tewas diduga dianiaya di kerangkeng tersebut.
"Temuannya sama seperti itu. Yang kita temukan lebih dari satu," ucap Panca.
Hingga saat ini Komnas HAM maupun Polda Sumut masih mendalami hal tersebut. Sejumlah saksi masih terus diperiksa dalam kasus ini.
Sedangkan, Terbit yang saat ini mendekam di Rutan KPK juga segera diperiksa.