Perjuangan Imam Syafi’i dalam mensyiarkan ilmu agama Islam perlu diapresiasi. Bagaimana tidak. Meski terbilang minim mendapatkan bantuan dari pemerintah, berkat kegigihannya, pondok pesantren (ponpes) yang dia bina mampu bertahan hingga sekarang.
”Saya tidak pernah buat proposal. Jadi, tidak dapat bantuan. Pernah buat (proposal permohonan bantuan, red) tapi gagal, akhirnya kapok. Sampai sekarang jarang dapat bantuan dari pemerintah, tapi Alhamdulillah tetap bisa jadi pondok pesantren,” ungkap pengasuh Ponpes PPAI (Pendidikan dan Perguruan Agama Islam) Tanwirul Qulub ini.
Baca Juga : Pengasuh Ponpes Al-Falah Ploso, Gus Kautsar Ajak Santri dan Alumni Dukung Paslon LaDub
Pria yang akrab disapa Gus Imam ini menjelaskan, ponpes yang diasuh olehnya mulai dirintis sejak kisaran tahun 2014 silam. Semenjak awal berdiri, Ponpes Tanwirul Qulub ini tetap konsisten untuk tidak memungut biaya apa pun kepada para santrinya.
”Berdiri sejak tahun 2014. Sejak awal berdiri, sudah gratis. Mulai dari makan, sekolah, hingga belajar ilmu di pondok, semuanya gratis,” jelasnya.
Saat dikunjungi pada Jumat (27/11/2020), sedikitnya sudah ada sekitar 40 santri yang saat ini menimba ilmu di Ponpes PPAI Tanwirul Qulub. ”Minta doa-nya semoga sejak awal berdirinya pondok sampai dengan akhir zaman, tetap bisa gratis. Karena kalau digratiskan, sama dengan membantu para yatim, piatu, masyarakat fakir dan miskin,” ujarnya.
Sekadar informasi, Ponpes PPAI Tanwirul Qulub ini, beralamat di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Tidak seperti pondok pesantren pada umumnya, PPAI Tanwirul Qulub ini terletak di tengah area persawahan.
Dengan kondisi tersebut, baik santri atau siapa pun yang hendak berkunjung ke Ponpes PPAI Tanwirul Qulub harus berjalan kaki atau mengendarai sepeda motor sejauh ratusan meter. Alasannya, akses jalan yang terbatas karena terletak ditengah area persawahan membuat mobil tidak bisa melintas.
”Saya ingat betul, awal berdirinya pondok ini dulu tidak bisa dilewati mobil. Tapi sekarang sudah bisa, tapi butuh aspal,” tukas Gus Imam.
Sementara itu, calon bupati Malang dari pasangan SanDi (Sanusi-Didik Gatot Subroto) nomor urut 1 Sanusi atau yang akrab disapa Abah Sanusi sempat berkunjung ke kediaman pengasuh Ponpes PPAI Tanwirul Qulub pada Jumat (27/11/2020).
Baca Juga : Berencana Bangun Perputakaan Internasional, Para Pengasuh Ponpes Sepakat Dukung SanDi
Tujuan kehadiran calon bupati Malang yang ingin mewujudkan Malang Makmur ini, adalah mengetahui aspirasi yang dibutuhkan oleh pondok pesantren di Kabupaten Malang.
”Keberadaan pondok pesantren ini (PPAI Tanwirul Qulub) perlu kami apresiasi. Saya yakin ponpes ini bisa jadi besar, karena dimulai dari niat besar. Apalagi beriktikad, berikrar tidak usah bayar. Karena hakkkatnya apa yang ada di dunia ini milik Allah SWT. Manusia hanya bisa berusaha,” ungkap Abah Sanusi.
Selain siap memberikan dukugan terhadap keberadaan ponpes di Kabupaten Malang, termasuk Ponpes PPAI Tanwirul Qulub. Abah Sanusi juga berjanji bakal memberikan akses jalan aspal untuk menuju ke pondok pesantren. Salah satunya seperti di ponpes yang diasuh oleh Imam Syafi’i tersebut.
”Ya, nanti kamk kondisikan. Kami segera lakukan survei di lapangan. Tentunya dengan menyesuaikan program yang ada di Dinas Bina Marga,” tukasnya.