Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Liputan Khusus Ngedum Ojir

Perjuangan Nenek 94 Tahun Sebatang Kara, Jualan Botok Demi Membeli Kain Kafan

Penulis : Desi Kris - Editor : Nurlayla Ratri

19 - Nov - 2020, 13:50

Placeholder
Ngedum Ojir (Foto: YouTube JatimTimes)

Episode Ngedum Ojir kali ini datang dari seorang warga di Dusun Srebet, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu, Kota Batu.  

Direktur JatimTIMES Network Lazuardi Firdaus dan tim berkunjung ke rumah seorang nenek yang hidup sebatang kara di usia 94 tahun.

Baca Juga : Tetap Senang di Tengah Pandemi, Lomba Layang-Layang Hias Diikuti Pelayang Bali

 

Tiba di lokasi, tampak Firdaus dan tim bersalaman dengan nenek yang biasa dipanggil Mbok Main itu. Melihat rombongan tim Ngedum Ojir datang, Mbok Main langsung menceritakan jika ia menumpang tinggal di rumah tersebut.

"Dipindah sini, ini rumahnya saudara, ini numpang," cerita Mbok Main.  

Yang lebih menyentuh, Mbok Main menceritakan jika ia tidak memiliki keluarga.  

"Saya ini tidak punya anak, tidak punya suami, tidak punya orang tua, ya hidup sendiri," ujarnya.

Mbok Main mengatakan jika sang suami sudah lama meninggal. Ia lantas bercerita saat ini sudah tidak bekerja lagi lantaran usianya yang sudah tua.  

Sehari-hari, Mbok Main diberi makan oleh saudaranya. "Saya dikasih saudara ini," ungkapnya.

Namun, Mbok Main juga menceritakan jika kondisi tubuhnya sehat ia biasanya bekerja untuk menjual botok.  

"Jualan botok, bikin sendiri," katanya.  

Saat tim Ngedum Ojir mengambil gambar kondisi rumah Mbok Main, hanya terlihat ruangan sepetak yang dijadikan kamar dan tempat perabotan makan.  

Di meja makan, Firdaus menemukan sayuran yang didapatkan Mbok Main dari seorang penjual. Selain kamar, ada pula kamar mandi yang hanya kecil.  

Mbok Main lantas mengatakan jika sang suami meninggal dunia saat zaman PKI. Ia memilih untuk tidak menikah lagi setelah sang suami tiada.  

Saat berjualan botok, Mbok Mai mengatakan jika ia hanya mendapat keuntungan Rp 2 ribu hingga Rp 5 ribu. Firdaus lantas menanyakan apakah saat ini Mbok Main memiliki uang atau tidak. Mbok Main lalu mengatakan jika ia tidak memiliki uang.  

Saat dicek di dompet Mbok Main ditemukan uang sejumlah Rp 50 ribu. Firdaus lantas meminta izin kepada Mbok Main untuk melihat isi lemarinya.  

Baca Juga : Ratusan Wanita Ramai-Ramai Mandi di Sungai, Ada Apa?

 

Mengejutkannya, di lemari itu Firdaus menemukan kain kafan untuk persiapan Mbok Main saat meninggal dunia kelak. Hingga akhirnya tim Ngedum Ojir memberikan bantuan kepada Mbok Main senilai Rp 1 juta.  

"Alhamdulillah," ujar Mbok Main sambil menitikkan air mata dan mendoakan tim Ngedum Ojir.  

Program Ngedum Ojir tersebut merupakan bentuk kepercayaan dari pembaca JatimTIMES Network untuk disalurkan kepada masyarakat yang kurang mampu. Para pembaca JatimTIMES Network pun bisa menyampaikan kepeduliannya dan turut berbagi dengan mendatangi atau menghubungi kantor JatimTIMES.

Dengan program ini, diharapkan masyarakat yang benar-benar membutuhkan dapat merasakan sedikit kebahagiaan. Serta memberikan inspirasi mengenai nilai-nilai kehidupan kepada pembaca setia JatimTIMES Network di mana pun berada.

Episode JatimTIMES Ngedum Ojir akan terus berlanjut untuk “Berbagi Kebahagiaan dan Mengukir Senyuman”.

 

 

 


Topik

Liputan Khusus



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

Nurlayla Ratri