Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Politik

Sikapi Keputusan Sekjen PDIP, Seno Heran Beban Risma dan Awi Ditimpakan ke WS

Penulis : M. Bahrul Marzuki - Editor : Yunan Helmy

16 - Nov - 2020, 10:44

Placeholder
Jagad Hari Seno

SURABAYATIMES - Sekjen DPP PDIP Hasto Kristyanto baru saja menggelar agenda konsolidasi di internal partai DPC PDIP Surabaya pada Minggu (15/11).

Dalam acara tersebut, Hasto memutuskan memberi tugas khusus kepada Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana dalam gelaran Pilwali Surabaya 2020. Hasto menunjuk mantan ketua DPC PDIP Kota Surabaya itu sebagai jenderal perang PDIP di pilwali Surabaya.

"Beliau tugasnya jadi jenderal kampanye kami untuk kampanye door to door, dengan mesin politik di Surabaya dengan PAC-PAC PDIP Surabaya. Dengan pengalamannya, kami yakin Mas Whisnu bisa membawa suara tebal untuk Eri-Armuji," kata Hasto seusai rapat konsolidasi internal DPC PDIP Kota Surabaya. 

Namun, keputusan ini mendapatkan sorotan tajam dari Jagad Hari Seno yang tak lain kakak kandung dari WS, sapaan akrab Whisnu Sakti Buana.

Seno, selain kakak dari WS, juga merupakan kader PDIP. Keduany amerupakan anak dari salah satu pendiri PDIP almarhum Soetjipto.

Seno menyoroti lantaran tidak hadirnya panglima pemenangan sekaligus Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Justru dalam acara tersebut, Wakil Ketua DPD Bidang Organisasi PDI Perjuangan Jawa Timur Whisnu Sakti Buana yang diposisikan sebagai panglima.

Seno pun bereaksi keras. Sebab, hal tersebut dinilai sebagai tekanan politik terhadap Whisnu Sakti. "Ini apa-apaan!" ujarnya, Senin (16/11/2020).

Dia menerangkan, dalam acara Deklarasi Taman Harmoni, Risma dengan 'gagahnya' hadir sebagai panglima pemenangan Eri-Armuji. Namun, saat dihadapkan pada rapat konsolidasi PAC se-Surabaya, Risma  justru tidak hadir. "Risma melarikan diri dari tanggung jawabnya sebagai panglima perang. Tidak berani diambil oleh Risma," ujar Seno.

Selain itu, posisi Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya Dominikus Adi Sutarwijono atau biasa disapa Awi juga dinilai Seno tidak berani mengambil tanggung jawab sebagai panglima pemenangan Eri-Armuji. 

"Malah ketua DPC mengambil posisi ketua tim pemenangan relawan yang seharusnya itu cukup dilakukan anggota partai atau eksternal," kata putra sulung  Sutjipto tersebut.

“Dan kemudian Whisnu malah ditunjuk sebagai panglima pemenangan Eri-Armuji. Saya sudah pernah sampaikan Whisnu ini memang diperlakukan tidak manusiawi. Dan hari ini terbukti. Malah lebih tidak beretika,” ucap Seno.

Berdasar informasi di lapangan, koordinator relawan adalah Fuad Benardi, putra sulung Risma. Dikatakan Seno, relawan ini sudah didesain untuk inline atau sama dengan struktur  PDI Perjuangan Surabaya."Minimal di tingkat PAC sudah setara," terangnya.

Alumnus Teknik Elektro ITS Surabaya ini menduga, ketika paslon penerus Risma menang, akan dilakukan peralihan. Seno juga menerima laporan dari tim di lapangan, para relawan dijanjikan untuk masuk struktur partai.

"Hari ini saya baru tahu maksudnya. Jika relawan masuk struktur partai, maka otomatis yang akan memegang kendali DPC PDI Perjuangan Surabaya adalah putra kandung Risma nantinya," kata Seno.

Jika skenario tersebut berhasil, maka penerus Risma akan menjadi wali mota dan wakil wali kota. Sedangkan ketua DPC akan dijabat oleh Fuad. “Anak satunya akan menjabat sebagai ketua secara de facto," imbuh sulung tiga bersaudara ini.

Seno menyatakan hal ini harus dibuka. Dinyatakan secara tegas harus dilawan. Sebab, saat ini pernyataan Whisnu dalam posisi tekanan berat. "Dia dipaksa untuk melakukan pemenangan," ungkap dia.
 


Topik

Politik



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

M. Bahrul Marzuki

Editor

Yunan Helmy