Ancaman Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan reshuffle kabinet, hingga kini masih menjadi perbincangan. Terkait hal itu, akhirnya Jokowi pun buka suara.
Jokowi mengatakan jika teguran yang ia sampaikan saat Sidang Kabinet Paripurna pada 18 Juni 2020 lalu bukanlah amarah. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengungkapkan hal itu lantaran ia ingin memberi semangat dalam bekerja.
Baca Juga : Di Luar Ekspektasi Jokowi, Angka Positif Covid-19 Terus Naik di Kota Malang
"Bukan marah, memotivasi agar mereka lebih kerja keras lagi," ujar Jokowi.
Selain itu Jokowi juga mengatakan jika dari informasi yang dan perhitungan yang didapatnya, prediksi puncak Covid-19 Indonesia akan terjadi pada Agustus dan September 2020. Oleh sebab itu, ia meminta para menteri agar bekerja extra ordinary untuk mengatasi Covid-19 ini.
"Kalau tidak melakukan sesuatu, ini angkanya bisa berbeda. Oleh sebab itu saya minta para menteri bekerja keras," katanya.
Sebelumnya, teguran Jokowi banyak dinilai merupakan bentuk amarah dan kekecewaan terhadap para menteri. Bahkan, Jokowi sempat mencanangkan melakukan reshuffle kabinet dan pembubaran lembaga.
Baca Juga : Kembali Ungkap Kekesalan, Pakar Gestur Sebut Ada Senyum Nyinyir di Bibir Jokowi ke Menteri
Sejak video amarah Jokowi viral, banyak pihak-pihak yang turut berpendapat mengenai reshuffle kabinet. Bahkan sempat dilakukan survei siapa saja menteri yang layak diganti hingga layak dipertahankan.