Selain terus memantau kondisi kesehatan pasien covid-19, Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Malang juga memperhatikan kondisi psikis para pasien.
Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya fasilitas umum yang disediakan di Rusunawa ASN, yang saat ini disulap menjadi rumah sakit darurat untuk penanganan covid-19 di Kabupaten Malang.
Baca Juga : Wabup Lumajang: Kita Semua Ingin Ekonomi Kembali Normal, Patuhi Syaratnya
”Sebagai hiburan mereka (pasien) supaya tidak stres karena diisolasi 14 hari, maka kami siapkan wifi (akses internet) dan TV (televisi) gratis di rusunawa. Itu untuk hiburan mereka agar tidak stres,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Malang Arbani Mukti Wibowo, Kamis (28/5/2020).
Sebagai informasi, berdasarkan data yang dihimpun Satgas Covid-19 Kabupaten Malang, tercatat ada 74 pasien yang terkonfirmasi positif covid-19. Hingga tadi sore (Kamis 28/5/2020), dari 74 pasien positif covid-19, 10 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan yang dinyatakan sembuh tercatat ada 26 orang.
Jadi, sebanyak 38 pasien masih menjalani perawatan. Menurut Arbani, sekitar 11 orang menjalani isolasi di rusunawa ASN yang berlokasi di Blok Office Pemkab Malang di Kecamatan Kepanjen.
”Sebelum ada tambahan 6 (Kamis 28/5/2020), sudah ada 5 pasien di rusunawa. Jadi, total ada 11 pasien,” jelas pria berkacamata tersebut.
Sebelas orang yang menjalani perawatan di rusunawa itu kebanyakan terpapar covid-19 karena tertular dari keluarganya. Namun juga tidak tertutup kemungkinan, dari total 11 orang tersebut, ada pasien yang terpapar bukan karena faktor keluarga. Misalnya, salah satu pasien yang berasal dari Kecamatan Kasembon.
Dijelaskan Arbani, pasien asal Kasembon itu dinyatakan positif covid-19 setelah menjalani rapid test di tempatnya bekerja di wilayah Kota Malang.
Arbani menambahkan, mungkin nanti ada satu lagi pasien covid-19 dari Kasembon. Memang pasien iti belum masuk di data satgas covid-19. Tapi yang bersangkutan bersedia diisolasi di rusunawa.
Baca Juga : Menuju Transisi New Normal Pasca PSBB, Pemkot Malang Godok Perwal
Pasien itu sebenarnya kerja dan ngontrak rumah di Kota Malang. Setelah dinyatakan hasil rapid test-nya reaktif, yang bersangkutan diminta untuk menjalani isolasi mandiri selama 14 hari. Namun karena tinggal sendiri, dia akhirnya kembali ke tempat orang tuanya di Kasembon. Nah, sekarang kondisi pasien itu menjurus ke positif covid-19.
Terlepas dari itu semua, lanjut Arbani, pihaknya memastikan pasien yang dirawat di rusunawa bersedia dan tidak ada unsur keterpaksaan saat disarankan untuk menjalani perawatan di rusunawa.
”Kehidupan di desa atau di tempat tinggalnya tidak kondusif karena rumahnya sempit. Jadi, tidak memungkinkan untuk melakukan isolasi mandiri sehingga mereka akhirnya dibawa ke rusunawa untuk mencegah penularan penyakit covid-19,” kata Arbani.
Ke-11 pasien itulah mendapatkan layanan kesehatan serta fasilitas hiburan seperti free wifi dan TV agar terhindar dari stres. ”Jadi, di rusunawa kami buat sedemikian rupa agar mereka bisa kerasan seperti di rumah sendiri. Mereka dengan ikhlas dibawa ke rusunawa. Harapannya, dalam waktu dekat ini bisa dinyatakan negatif (covid-19) dan segera berkumpul kembali dengan keluarga dan tetangga,” tutup Arbani.