Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pendidikan

Penunjukan Wakil Rektor III UMM Timbulkan Polemik, Rektor Minta Anulir SK PP Muhammadiyah

Penulis : Imarotul Izzah - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

15 - Apr - 2020, 15:13

Placeholder
Kampus UMM. (Foto: istimewa)

Dinamika penunjukkan pejabat struktural Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) periode 2020-2024 agak panas. Muncul desas-desus, polemik ini dipicu oleh adanya beberapa kepentingan di internal kampus UMM dalam penunjukkan Wakil Rektor (WR) III.

Sebenarnya, nama WR III sudah diputuskan oleh Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Dikti Litbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Dalam SK bernomor 0056/KEP/I.3/D/2020 yang ditandatangani Ketua Dikti Litbang Prof H Lincolin Arsyad PhD dan Sekretaris Muhammad Sayuti MPd MEd PhD itu, sudah jelas ada nama yang ditunjuk.

Nama yang diberi amanah untuk menjabat WR III adalah Dr Nur Subeki ST MT. Namun, nama Nur Subeki ini, menurut beberapa narasumber, rupanya tidak dikehendaki oleh Rektor UMM Dr Fauzan MPd.

"Nama Pak Subeki tidak dikehendaki oleh Pak Rektor. Karenanya, begitu turun SK dari pengurus pusat, Pak Rektor ingin menganulir SK tersebut," kata salah satu pejabat struktural fakultas di UMM yang tidak ingin namanya disebut.

Pejabat kampus lainnya mengatakan, sebenarnya rektor ingin mempertahankan formasi yang lama.

Pada periode sebelumnya, Fauzan dibantu Wakil Rektor I Prof Dr Syamsul Arifin MSi, Wakil Rektor II Dr H Nazaruddin Malik SE MSi, dan Wakil Rektor III Dr Sidik Sunaryo SH MSi MHum.

"Pak Rektor sudah merasa bahwa formasi yang dulu sudah solid. Karenanya dia ingin mempertahankan formasi WR tersebut. Namun, pengurus pusat mungkin punya pertimbangan lain. Jadi nama Pak Subeki yang dipilih. Nah, Pak Rektor rupanya mau menganulir keputusan ini," ucap Mantan Dekan di salah satu fakultas UMM.

Dia menjelaskan, untuk formasi WR I dan WR II tidak ada perubahan. Sesuai dengan keinginan rektor.

Menurutnya, sebelum pengurus pusat memutuskan, rektor sudah mengirim masing-masing tiga nama di masing-masing bidang yang akan dijabat WR .

"Untuk Wakil Rektor I ada tiga nama yang dikirim, demikian pula dengan WR II dan WR III. Tapi entah mengapa setelah pusat memilih, Pak Rektor ingin bersiasat lagi. Siasat ini yang nantinya bisa membuat suasana kampus tidak kondusif. Kampus akhirnya seperti partai politik," ungkapnya.

Masih menurut sumber, polemik penunjukkan WR III mengakibatkan ada banyak kubu. Ada kubunya rektor, ada kubu yang ingin patuh dengan Pengurus Pusat Muhammadiyah, dan ada kubu yang masih menunggu arah angin. Serta kubu yang cuek bebek.

Masing-masing kubu saat ini terus bermanuver. Menurutnya, kubu rektor berupaya kuat untuk menggeser nama Subeki dengan nama Sidik di posisi WR III.

"Tapi upaya ini rasanya sangat sulit dilakukan. Sebab akan menampar muka rektor sendiri di mata pengurus pusat. Selain itu, suasana tidak kondusif pasti akan terus terjadi," ujarnya.

Karenanya, saat ini rektor berusaha untuk menyusun siasat lain. Yakni dengan tetap menjadikan Subeki sebagai WR III, namun rektor akan berupaya semaksimal mungkin untuk memasukkan nama Sidik. Caranya adalah dengan membuat jabatan WR IV, kursi baru yang dibuat rektor secara khusus untuk mepertahankan Sidik di kabinetnya.

"Dia (Sidik) pasti akan diberi kewenangan strategis. Bisa jadi kewenangan WR lainnya yang strategis akan dialihkan ke WR IV," sambung pria yang juga termasuk dosen senior di UMM itu.

Tambah sumber yang meminta secara khusus namanya dirahasiakan tersebut, penolakan rektor tersebut menyalahi tradisi UMM yang selama ini selalu patuh dengan putusan persyarikatan.

"Kampus ini milik Muhammadiyah, bukan rektor. Rektor itu kan digaji untuk menjalankan amal usaha yang dimiliki persyarikatan, kenapa harus minta anulir. Pasti ada sesuatu di balik itu," terangnya.

Reaksi senada juga diberikan oleh civitas akademica UMM. Salah satu pejabat Kampus Putih itu juga menyayangkan sikap rektor yang berusaha menganulir keputusan Pengurus Pusat Muhammadiyah.

"Saya masih ingat pilihan rektor periode yang lalu. Saat itu Pak Nazar (Nazaruddin Malik) bersaing dengan Pak Fauzan. Siapa yang tidak tahu dengan Pak Nazar, beliau adalah putranya Prof Malik Fajar, orang yang bisa dianggap paling berjasa membesarkan UMM. Tapi ketika pengurus pusat menunjuk Pak Fauzan, semuanya diam dan patuh. Seharusnya Pak Fauzan belajar bagaimana caranya patuh, bukan malah bersiasat," sesal sumber yang juga minta namanya dirahasiakan.

Semua sumber yang kami wawancarai mengenai polemik WR III ini memang meminta namanya dirahasiakan. Karena mereka tidak ingin namanya dianggap sebagai provokator di kampus yang selama ini adem ayem.

"Tapi walaupun tutup mulut di kampus, kami sangat berharap ada media yang membuka polemik ini. Karena jika dibiarkan, pembangkangan yang dilakukan lama-kelamaan bisa ditiru oleh yang lainnya," kata Dosen Senior Ilmu Sosial tersebut.

Bagaimana reaksi pejabat kampus secara resmi, termasuk di dalamnya komentar rektor dan wakil rektor, alumni UMM, serta komentar dari Subeki sendiri, ikuti berita berikutnya.

 


Topik

Pendidikan malang berita-malang berita-hari-ini Universitas-Muhammadiyah-Malang Polemik-Penunjukkan-Wakil-Rektor-UMM Penunjukkan-Wakil-Rektor-III-UMM Anulir-SK-PP-Muhammadiyah



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Imarotul Izzah

Editor

Sri Kurnia Mahiruni