Madiun adalah kota yang kaya akan sejarah. Salah satu jejaknya ada di sisi timur Kota Madiun, tepatnya di Desa Kresek Kecamatan Dungus.
Untuk mencapai lokasi tersebut, butuh waktu tempuh sekitar 10 menit dari pusat kota. Di sana, pengunjung akan mendapati sebuah bangunan bersejarah yakni Monumen Kresek atau lebih dikenal Monumen Keganasan G-30 S PKI.
Monumen ini dibangun pada tahun 1987 oleh pemerintah daerah Madiun. Tujuannya, agar masyarakat Madiun tidak lupa sejarah perjuangan melawan kekejaman PKI di Madiun, utamanya mengenang keganasan PKI pada tahun 1948.
Di bagian atas monumen ini terdapat 2 patung setinggi 3,5 meter. Satu sosok patung digambarkan tengah memegang golok dan terlihat akan memenggal kepala lelaki tua dengan kedua tangan yang terikat.
Patung itu disebut-sebut melukiskan kekejaman Musso, pemimpin PKI saat itu. Sedangkan lelaki tua itu adalah representasi Kyai Hussen, anggota DPRD Kabupaten Madiun yang juga seorang ulama yang sangat berpengaruh kala itu.
Bukan hanya ratusan tokoh yang dibantai oleh PKI saat itu, bahkan anggota TNI Kolonel Inf (Marhadi) juga jadi korban kekejaman Musso.
Sebagai penghargaan dan sekaligus mengenang Kolonel Inf Mahardi, dibuatkan patung dan ditempatkan di alun-alun kota. Kolonel Inf Marhadi juga dijadikan salah satu nama jalan di Kota Madiun.
Di monumen ini juga terdapat dinding sejarah yang menceritakan keganasan dan berbagai macam cara PKI melakukan pembantaian.
Meski dikenal angker, tetapi tempat ini juga dibuka sebagai wisata sejarah di Kabupaten Madiun.
Adapun fasilitas wisata yang ada di tempat ini, antara lain pendopo tempat istirahat, taman tanaman langka dan dilengkapi pula area parkir. Serta banyak pula pedagang dan terdapat warung yang menjajakan dagangannya di sekitar monumen ini.
Di dekat monumen ini juga terdapat prasasti batu yang mengukir nama-nama prajurit TNI dan pamong desa yang gugur dalam pertempuran melawan PKI di Desa Kresek maupun karena dibantai oleh PKI.
Di sebelah utara Monumen Kresek, terdapat monumen kecil yang terbuat dari batu kali yang mengukir nama-nama prajurit TNI dan para pamong desa yang dibantai oleh PKI
Monumen yg diresmikan pada tanggal 10 juni 1991 oleh Gubernur Jawa Timur Soelarsono, kini ramai dikunjungi wisatawan lokal atau pun luar daerah Kota Madiun.