Hampir lima bulan sudah, Mohammad Soedarman, Wakil Bupati (Wabup) Malang terpilih dengan suara terbanyak, nasibnya serupa digantung. Terpilih sejak tanggal 9 Oktober 2019 lalu oleh seluruh anggota DPRD Kabupaten Malang, dengan perolehan suara 44 dan unggul telak atas pesaingnya Abdul Rosyid Assadullah.
Sampai saat ini nasibnya terkatung-katung sebagai Wabup Malang. Tak ada kepastian di tengah masa jabatannya bila telah ada surat keputusan pelantikan, semakin pendek. Yakni, sampai awal tahun 2021.
Bupati Malang Sanusi pun menyikapi hal itu dengan gelengan kepala. Dia menyampaikan, ketidaktahuannya bagaimana posisi Soedarman terkait pelantikan.
"Sekarang saya tidak tahu. Itu sudah urusan pusat (Kementerian Dalam Negeri). Kita sejak lama telah berkirim surat pemberitahuan ke Pemprov Jatim untuk itu," ucapnya.
Di Pemprov Jatim sendiri, lanjut Sanusi, telah mengirimkan surat pemberitahuan untuk pelantikan ke Kemendagri. "Tapi sampai saat ini saya juga tidak tahu. Kalau dulu dimungkinkan SK belum turun karena ada pergantian Menteri. Sekarang saya belum tahu," ujarnya terkait nasib Soedarman.
Belum jelasnya pelantikan Soedarman ini pun cukup menimbulkan berbagai dugaan atau pun asumsi-asumsi. Dari yang sifatnya administrasi hingga ke urusan politik. Walau tentunya berbagai hal itu pun belum bisa dijadikan rujukan terkait belum turunnya SK pelantikan Wabup Malang.
Terpisah, Soedarman menyampaikan, dirinya tetap berpikir positif atas yang menimpanya. Walau tetap memiliki harapan besar agar segera ada kepastian terkait pelantikannya. Pasalnya, dengan waktu yang semakin pendek, Soedarman menegaskan, tak bisa berbuat banyak dalam membantu Sanusi menjalankan roda pemerintahan.
Terkait komunikasi dengan Sanusi, Soedarman yang juga dosen ABM Malang ini mengatakan tetap berkomunikasi.
"Masih tetap berkomunikasi dengan pak Bupati," ucap sosok yang beberapa kali ikut serta mendampingi Sanusi di acara Gema Desa.