Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Kesehatan

Atasi Stunting, Pemkab Malang Siap Bayar Cek Darah Balita

Penulis : Dede Nana - Editor : Yunan Helmy

27 - Jan - 2020, 14:23

Placeholder
Bupati Malang Sanusi meminta agar cek darah anak baru lahir dilakukan dan pembiayaan akan ditanggung Pemkab Malang. (dd nana)

Keseriusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menurunkan angka stunting patut diapresiasi. Selain memasifkan gerakan pencegahan stunting dari tingkat organisasi perangkat daerah (OPD) sampai desa, dampingan anggaran untuk menurunkan angka stunting terus diupayakan oleh Pemkab Malang.

Tak hanya itu. Agar tujuan penurunan angka stunting lebih komprehensif, Pemkab Malang pun menyampaikan siap  mengalokasikan anggaran untuk cek darah bagi anak-anak. "Untuk itu, kami bayarkan. Saat ini bisa pakai dana yang ada. Dipakai dulu untuk memeriksakan darah setiap anak yang lahir. Ini darurat dan harus dilakukan," ucap Bupati Malang Sanusi, Senin (27/1/2020).

Ke depan, Pemkab Malang akan memberikan anggaran untuk cek darah kepada anak baru lahir dalam upaya  memastikan target mencetak generasi sehat dan cerdas ke depannya.

Sanusi menerangkan langkah itu juga menjadi pintu dalam mempercepat penekanan angka stunting di Kabupaten Malang. Pasalnya, melalui cek darah sejak anak lahir, akan bisa diketahui apakah kelenjar tiroid mengalami kekurangan ataukah tidak.

Seperti diketahui, melalui cek darah pada bayi atau masa awal kehidupan, bisa diketahui apakah terjadi kekurangan hormon tiroid atau tidaknya. Bila bayi mengalami kekurangan hormon tiroid dan tak ada penanganan serius, akan berakibat fatal bagi kehidupannya. Yakni mengakibatkan anak bertubuh pendek (cebol), muka hipotiroid yang khas (muka sembab, bibir tebal, hidung pesek), mental terbelakang, bodoh (IQ dan EQ rendah) atau idiot, serta kesulitan bicara dan tidak bisa diajar bicara.

Dari berbagai data yang ada, sebagian besar atau lebih dari 95 persen, pada minggu-minggu pertama setelah lahir bayi tampak normal. Hal ini karena selama dalam kandungan  mendapatkan hormon tiroid dari ibunya melalui plasenta sehingga bayi tak memperlihatkan gejala kelainan hormon tiroid. Baru terlihat jelas gejalanya setelah beberapa bulan kemudian. Hal inilah yang membuat intervensi atau pengobatan jadi terlambat juga.

Kondisi ini pula yang membuat Sanusi pun menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk melakukan screening hipotiroid secepatnya. Caranya cek darah gratis dan ditanggung pembiayaannya oleh Pemkab Malang. "Biayanya itu kan hanya Rp 50 ribu per anak, tapi sangat penting untuk memastikan kesehatannya ke depan. Khususnya dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Malang," ujarnya.

Cek darah bayi baru lahir itu, lanjut Sanusi, akan semakin mempercepat penanganan dan pencegahan stunting tahun 2020 ini hingga satu digit seperti yang telah dicanangkan. Seperti diketahui, angka stunting di Kabupaten Malang akhir tahun 2018 lalu di kisaran 29 persen. Turun pada tahun 2019 sebesar 17 persen menjadi sekitar 12 persen. Tahun 2020, Sanusi memberikan target angka stunting nol persen. Karena itu, pola kebijakan terkait cek darah bayi baru lahir menjadi bagian dalam mewujudkan target besar tersebut.
 


Topik

Kesehatan malang berita-malang Bupati-Malang-Sanusi Pemerintah-Kabupaten-Malang organisasi-perangkat-daerah



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Dede Nana

Editor

Yunan Helmy