Adanya dugaan pemerasan yang dilakukan oleh oknum wartawan pada sejumlah kepala sekolah dasar (SD) langsung mendapat respons dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung. Dinas menghimbau pada para kepala sekolah untuk melapor.
Kepala sekolah SD yang merasa diperas, diinstruksikan untuk tidak menuruti permintaan uang tersebut. Jika oknum wartawan tersebut tetap memaksa, maka mereka dinta datang ke Dinas Pendidikan untuk menemui kepala dinas.
“Ndak usah dituruti, kalau mau minta apa ke dinas saja menemui Kepala Dinas,” ujar Plt Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tulungagung, Hariyo Dewanto pada awak media, Jum’at (15/11/19).
Disinggung adanya pemerasan yang dilakukan oleh oknum wartawan pada sejumlah kepala sekolah SD, Hariyo Dewanto membenarkan hal itu. Pemerasan itu diketahuinya saat mengumpulkan Kepala Sekolah SD yang mendapat anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK).
Dari penuturan mereka, diketahui memang meraka mendapatkan intimidasi dari sejumlah oknum yang mengaku wartawan.
“Jadi kemarin itu kepala sekolah ditanyai, digetaki (dibentak-bentak) kan takut mereka, enggak boleh seperti itu,” ujar pria yang akrab disapa Yoyok itu.
Yoyok menghimbau pada sejumlah kepala sekolah untuk melapor ke aparat kepolisian jika mendapat perlakukan intimidasi dari oknum tersebut.
Dirinya sempat mengumpulkan kepala sekolah di wilayah UPT Besuki yang menjadi sasaran pemerasan oknum tersebut. Dari keterangan sejumlah kepala sekolah, membenarkan telah terjadi pemerasan yang dilakukan oleh oknum wartawan.
“Saya kumpulkan di UPT, saya tanya memang benar,” tegas Yoyok.
Dirinya berpesan pada kepala sekolah untuk menerima dengan baik kedatangan wartawan di sekolahnya, dan menunjukan hasil pembangunan yang dilakukan. Kepala sekolah diminta untuk perlu takut, asalkan penggunaan dan pengerjaan DAK dikerjakan dengan benar.
Dalam waktu dekat, pihak Dinas Pendidikan juga akan mengumpulkan seluruh pejabat kepala sekolah di Kabupaten Tulungagung.
“Rencana akan kita kumpulkan semua (kepala sekolah SD),” kata Yoyok.
Oknum wartawan itu, biasanya mengancam akan menulis hal yang kurang baik pada sekolah yang didatangi. Namun, jika pihak sekolah memberikan sejumlah uang dengan besaran Rp 500 ribu – 1 juta, maka tidak jadi ditulis.
Tak hanya di Besuki, dari informasi yang diterimanya, perlakukan seperti itu ternyata juga terjadi di seluruh kecamatan lainya di Kabupaten Tulungagung. Yoyok kembali tegaskan untuk melaporkan permasalahan tersebut ke penegak umum jika merasa diancam oleh oknum tersebut.