Kepala Puskesmas Tiudan Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung, Rosdiana membantah jika layanan Unit Gawat Darurat (UGD) 24 jam menjadi 12 Jam lantaran ada upaya pengalihan pasien ke klinik lain. Menurutnya, layanan UGD di Puskesmas Tiudan hanya sampai jam 14.00 wib karena status puskesmas merupakan pelayanan rawat jalan bukan rawat inap.
"Kami memang bukan puskesmas rawat inap tapi rawat jalan, jadi ijin operasional kami buka hingga jam dua siang (14.00 wib)," kata Rosdiana, Minggu (10/11).
Bukan tanpa alasan, keputusan yang diambil sejak sekitar bulan Agustus itu lantaran tenaga, fasilitas dan sarana dan prasarana lain tidak tersedia di Puskesmas yang dipimpinnya itu.
"Selain tenaga dan fasilitas, lokasi Puskesmas kami sempit. Untuk rawat jalan saja kami juga kekurangan empat ruangan, sterilisasi ruang ramah anak, laktasi dan konseling penyakit menular," terangnya
Dirinya mengakui jika sebelumnya, Puskesmas Tiudan membuka UGD 24 jam, namun bermasalah karena tidak ada standar baku dan aturan yang membolehkan. "Itu bermasalah, karena dokternya hanya satu," ujarnya.
Dirinya membantah jika ada upaya pengalihan pasien ke klinik swasta yang kebetulan berdiri dekat puskesmas. Bahkan, Rosdiana mengatakan jika dirinya adalah pihak yang menolak berdirinya klinik baru yang ternyata di kelola oleh staffnya itu.
"Saya keberatan klinik itu berdiri karena itu juga staff saya, saya kecolongan. Belakangan dia terlihat ngurus apa ternyata buka klinik itu," paparnya.
Bahkan, staff yang dimaksud pernah di tegur lantaran memberikan saran pada pasien yang datang ke Puskesmas Tiudan agar berobat ke klinik miliknya.
"Namanya mencari rejeki, saya tidak punya wewenang menghalangi pendirian (klinik swasta), tapi saya senang jika klinik itu jauh. Pasien sempat bingung karena disarankan ke sana (klinik), sempat saya tegur agar tidak begitu," tambahnya.
Bahkan, pasien di Puskesmas Tiudan tidak berkurang dan malah naik dengan keberadaan klinik yang tak jauh jaraknya itu. Hanya saja yang gawat darurat sore hari harus mencari puskesmas lain untuk tindak lanjut.
"Alhamdulillah pasien disini malah naik, sebagai puskesmas induk kami berkewajiban membina jejaring termasuk bidan swasta dan klinik di sekitar. Kita akan adakan pertemuan supaya tidak ada masalah," ungkapnya.
Tanah yang dipakai Puskesmas Tiudan menurut Rosdiana juga masih milik desa, untuk menambah lokasi dan ruangan pihaknya kesulitan menambah fasilitas lainnya.
Perubahan praktik layanan UGD 24 jam yang kini menjadi hingga jam 14.00 wib sempat di sorot warga. Penyebabnya, layanan UGD yang seharusnya siap melayani pasien hingga 24 jam, namun dalam praktiknya hanya melayani selama 12 jam. Kondisi itu sudah berlangsung beberapa bulan terakhir, calon pasien terpaksa harus cari pengobatan ke Puskesmas lain.
"Kabarnya praktik UGD sengaja ditutup, karena ada praktik terselubung antara pimpinan puskesmas dan salah satu bidan setempat," kata RJ (initial) saat memberikan keterangan pada awak media, Sabtu (09/11) kemarin.
Praktik terselubung yang dimaksud RJ yakni mereka kerjasama bikin klinik dekat puskesmas.
"Kemudian pasien yang mau berobat ke Puskesmas justru diarahkan pindah ke klinik tersebut," duga RJ tanpa menyebutkan siapa oknum yang dimaksud.